Munculnya Virus Covid-19 Varian Delta Plus ,DPR-RI Mendorong Pemerintah dalam Upaya Menekan Penyebarannya

30 Juli 2021, 12:20 WIB
Anggota Komisi IX DPR RI Intan Fauzi saat mengikuti pertemuan Tim Kunspek Komisi IX DPR RI yang menggali informasi penyalahgunaan rapid test antigen di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, Jumat, 28 Mei 2021. /DPR RI/Erman/Man

LINGKAR MADIUN-Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Intan Fauzi mendorong pemerintah agar memperkuat upaya mengetahui penyebaran mutasi Sars-Cov-2 atau Whole Genome Sequencing (WGS).

Hal itu dikarenakan kemunculan varian 'Delta plus' (B.1.617.2.1 atau AY.1) disebut-sebut sudah terdeteksi di sejumlah wilayah Indonesia.

“WGS atau upaya mengetahui penyebaran mutasi Sars-Cov-2 di Indonesia harus diperkuat, sehingga kita memiliki basis dalam pengambilan kebijakan kesehatan," ungkapnya.

Baca Juga: Pemerintah RI berikan Bantuan Hibah Kemanusiaan ke Pemerintah Antigua dan Barbuda

Baca Juga: Semakin Mengerikan, WHO Melaporkan Peningkatan 'Tajam' Dalam Kematian Covid-19 Lebih dari 69.000 Kasus

Anggota DPR RI tersebut menjelaskan, manfaat WGS sebagai data keseluruhan sangat penting untuk penanganan Pandemi, apalagi dengan penambahan kasus positif per hari dan angka kematian yang tinggi, juga pengadaan jenis vaksin yang digunakan, melalui rilisnya, 29 Juli 2021.

Menurut Intan, kecepatan uji WGS di Indonesia masih banyak kendala, hal ini dikarenakan belum kuatnya dukungan dari pemerintah salah satunya adalah anggaran penelitian.

Padahal, para peneliti di lembaga penelitian Indonesia kemampuannya tidak kalah dari peneliti di luar negeri dalam melakukan WGS juga membuat vaksin.

Baca Juga: Hanya Menyisakan Pasangan Hendra-Ahsan, Sang Pelatih Ungkap Kekalahan Marcus-Kevin di Olimpiade Tokyo 2020

Baca Juga: Luar Biasa, Oleskan Minyak Ini Pada Pusar Anda Mengurangi Kram Saat Menstruasi Hingga Cerahkan Warna Bibir

"Namun keunggulan SDM Indonesia itu perlu dukungan anggaran dan sarana prasarana. Saat ini lembaga penelitian terutama yang berada di berbagai universitas harus melakukan Swadana baik untuk peralatan dan beban biaya operasional para peneliti,” ujar politisi Fraksi PAN ini.

Di Indonesia kini ada 17 Lab yang bisa melaksanakan Whole Genome Sequencing, antara lain: Litbangkes-Kemenkes, Eijkman, LIPI, FKUI,  ITB-Labkesda Jabar-UNPAD, ITD Unair, UGM, UNS, FK Andalas, BPPT, FK UIN, FK UNTAN, FK USU, Univ. UPN veteran, Clinical Microbiology Lab RSPTN Universitas Hasanuddin dan MRIN UPH.

“Biaya untuk melakukan uji WGS di Indonesia sangat mahal karena tingginya harga mesin dan alat Reagan WGS yang masih impor. Juga produsen dan distributor sangat terbatas, sehingga memperlambat penelitian. Perlu ada kebijakan relaksasi pajak dan kemudahan pengadaan peralatan penelitian di masa Pandemi,” uai wakil rakyat dapil Jawa Barat VI ini.

Baca Juga: Pemerintah RI berikan Bantuan Hibah Kemanusiaan ke Pemerintah Antigua dan Barbuda

Baca Juga: Semakin Mengerikan, WHO Melaporkan Peningkatan 'Tajam' Dalam Kematian Covid-19 Lebih dari 69.000 Kasus

Perlu diketahui sebelumnya, kabar terdeteksinya varian Delta Plus di Indonesia dikonfirmasi oleh Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio.

Ia menyebut sudah ada kasus ditemukan yaitu di Jambi dan Mamuju Sulawesi Barat.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: DPR RI

Tags

Terkini

Terpopuler