Hebat! Mahasiswa Indonesia Berhasil Deteksi Gangguan Depresi Melalui Urin

12 Oktober 2021, 18:30 WIB
ilusterasi depresi yang bisa berakibat bunuh diri /PDPics/pixabay

LINGKAR MADIUN – Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil mendeteksi gangguan depresi melalui urin.

Salah seorang anggota tim, Uswatun Hasanah, di Malang pada Selasa, 12 Oktober, mengungkapkan bahwa depresi merupakan gangguan kejiwaan yang sering dialami oleh sebagian masyarakat.

Sayangnya di Indonesia belum ada alat diagnosis gangguan depresi yang cepat dan tepat dalam skala laboratorium.

Baca Juga: Pertama di Dunia, Ilmuwan Obati Depresi Parah dengan Tanam Perangkat Impan dalam Otak Manusia!

“Berdasarkan masalah ini, kami mencoba meneliti untuk mengembangkan diagnosis laboratorium pasien depresi menggunakan urin pasien,” kata Uswatun pada ANTARA.

Dirangkum LINGKAR MADIUN, proses diagnosis gangguan depresi hingga kini masih menggunakan skala dan kluster gejala dari pasien saja.

Proses deteksi seperti ini membutuhkan waktu lebih lama jika dibandingkan dengan deteksi laboratorium.

Baca Juga: Segera Kenali! Inilah 4 Tanda Depresi yang Bisa Berujung Pada Bunuh Diri, Nomor 3 Sering Terlihat

Didasari hal itu, Uswatun dan timnya meneliti perubahan urin orang normal dan urin pasien gangguan depresi untuk diuji coba di laboratorium.

“Untuk mendeteksi gangguan depresi pada pasien, kami menggunakan Biomarker N-Methylnicotinamid dan Hippuric Acid,“ ujar Uswatun.

Disebutkan bahwa Uswatun dan timnya melakukan penelitian selama 3 bulan. Setelah itu, mereka dapat menarik kesimpulan bahwa kadar Biomarker N-Methylnicotinamid dan Hippuric Acid pada urin pasien depresi mengalami peningkatan daripada urin normal.

Baca Juga: 4 Cara Menangani Depresi yang Menyebabkan Perasaan Sedih Sepanjang Waktu, Salah Satunya Jangan Malu

Hasil tersebut bisa dijadikan acuan untuk mendiagnosis pasien gangguan depresi dengan menggunakan uji laboratorium.

Mahasiswa Prodi Kedokteran UMM ini menceritakan bahwa kendala penelitian ini adalah adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Karena PPKM, pengumpulan sampel penderita depresi di Rumah Sakit sempat terhalang.

Baca Juga: Mengenal tentang Depresi yang Menyebabkan Perasaan Sedih Sepanjang Waktu, Simak Ulasannya

Penelitian ini pun diikutsertakan dalam perlombaan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dan berhasil mendapat pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dalam penelitian tersebut, Uswatun ditemani oleh 4 mahasiswa berbakat lainnya, yaitu Al-Bidarri Tsamira Annafila, Handini Risma hani, dan Sekar Asih dari Prodi Kedokteran, serta Apriola Susanto dari Fakultas Psikologi.

Baca Juga: Inilah Tanda dan Penyebab Gejala Depresi, Salah Satunya Baperan, Penjelasan Selengkapnya

Uswatun dan timnya berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk masyarakat, khususnya para psikiater dan psikolog dalam mendiagnosis pasien gangguan depresi.

Mereka juga berharap penelitian ini bisa didanai lebih lanjut untuk pembuatan kit penunjang diagnosis depresi.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler