Pulau Jawa Potensi Tsunami, Berikut Penjelasan BMKG

25 September 2020, 18:49 WIB
Ilustrasi Gempa /pikiran-rakyat/

Lingkar Madiun - Hasil kajian para ahli kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) tentang adanya potensi gempa kuat atau tsunami di zona megathrust di selatan Pulau Jawa diapresiasi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Melalui penelusuran Tim Lingkar Madiun dari RRI.co.id , Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono di akun Instagramnya menyampaikan "Adanya potensi gempa kuat di zona megathrust di selatan Pulau Jawa hasil kajian para ahli kebumian ITB yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature baru-baru ini, diharapkan dapat mendorong kita semua untuk lebih memperhatikan upaya mitigasi bencana gempabumi dan tsunami,"  pada Jumat (25/9/2020). 

Lebih lanjut, perlu ada upaya serius dari berbagai pihak untuk mendukung dan memperkuat penerapan building code dalam membangun infrastruktur. Menurutnya, masyarakat juga diharapkan terus meningkatkan kemampuannya dalam memahami cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami.

Baca Juga: Ini Tanggapan Novel Baswedan Terkait Mundurnya Febri Diansyah

Baca Juga: Ternyata, Pencopotan Gatot Nurmantyo Karena Pilpres 2019

"BMKG dalam hal ini mengapresiasi hasil tersebut. Skenario model yang dihasilkan merupakan gambaran terburuk (worst case), dan ini dapat dijadikan acuan kita dalam upaya mitigasi guna mengurangi risiko bencana gempa dan tsunami," terangnya.

"Kita akui, informasi potensi gempa kuat di zona megathrust memang rentan memicu keresahan akibat salah pengertian (misleading). Masyarakat ternyata lebih tertarik membahas kemungkin dampak buruknya daripada pesan mitigasi yang mestinya harus dilakukan," tambahnya.

Menurutnya, informasi potensi gempa kuat selatan Jawa saat ini bergulir cepat menjadi berita yang sangat menarik. "Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian," jelasnya.

Baca Juga: Mau Kuota Gratis dari Kemendikbud? Begini Penjelasannya

Baca Juga: Kabar Gembira, Sudah Dibuka Besiswa Unggulan 2020, Simak Penjelasannya!

Daryono menjelaskan meskipun kajian ilmiah mampu menentukan potensi magnitudo maksimum gempa megathrust dan skenario terburuk, akan tetapi hingga saat ini teknologi belum mampu memprediksi dengan tepat dan akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi. "Maka dalam ketidakpastian kapan terjadinya, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi dengan menyiapkan langkah-langkah kongkrit untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa," paparnya.

Selain itu, lanjutnya, informasi hasil kajian ini hendaknya tidak mempertajam kecemasan dan kekhawatiran masyarakat. Tetapi harus segera direspon dengan upaya mitigasi yang nyata. "Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara, membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami," tandasnya. 

Sebelumnya, Institut Teknologi Bandung (ITB) menyampaikan hasil risetnya. Tsunami diperkirakan terjadi disepanjang pantai selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur. Riset ini juga memakai data dari BMKG dan GPS.

Baca Juga: Gagal Ketika Mendaftar Kartu Prakerja? Berikut Solusinya

Baca Juga: Kabar Gembira, Sudah Dibuka Besiswa Unggulan 2020, Simak Penjelasannya!

Peneliti ITB Sri Widiyantoro menjelaskan tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi bersamaan.

Berdasarkan permodelan skenario kebencanaan yang dibikin para ilmuwan ITB, tsunami besar itu terjadi bila segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah secara bersamaan. ***

Editor: Yoga Pratama Widiyanto

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler