Ternyata Fenomena Halo Matahari Bukanlah Fenomena Langit, Begini Penjelasannya!

27 September 2020, 20:22 WIB
ilustrasi fenomena halo matahari /Pikira-rakyat.com/Pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun- Hari ini Minggu 27 September 2020 sosial media seperti Whatsapp ramai dengan postingan instastory penampakan fenomena Halo Matahari yang terlihat di beberapa wilayah di Jawa Timur.

Fenomena penampakan Halo Matahari tersebut terlihat jelas seperti di Surabaya, Jember, Banyuwangi dan sekitarnya.

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyom membenarkan bahwa pada hari ini telah terjadi fenomena Halo Matahari di beberapa wilayah di Jawa Timur.

Baca Juga: Doodle Art Istimewa, Kado Kejutan Ultah Google ke-22 Hari ini 27 September 2020

Marufin menjelaskan, fenomena Halo Matahari bukanlah fenomena langit, karena sejatinya terjadi dalam atmosfer bumi.

Halo Matahari terbentuk dari pembiasan cahaya matahari oleh awan tinggi tipis yang disebut awan cirrus. Proses pembentukannya juga menyerupai terjadinya pembentukan Pelangi.

Sementara pada Halo Matahari, awan dan matahari berada di depan kita. Cahaya Matahari dibiaskan butir-butir es dalam awan tanpa dipantulkan lagi.

Baca Juga: Dianggap Menyimpang! Ketua DPD Kabupaten Lutra Laporkan KPU Lutra ke Bawaslu

"Sinar hasil pembiasan tampak sebagai lingkaran bercahaya putih (bila awannya sangat tipis) atau bahkan lingkaran bercahaya pelangi (jika awannya sedikit lebih tebal). Pusat lingkaran persis berimpit dg posisi Matahari & diameter lingkarannya sebesar 22 derajat," kata Marufin.

Karena bentuknya yang cukup aneh, banyak orang yang berspekulasi fenomena Halo Matahari adalah salah satu tanda akan ada bencana. Sebagaimana diberitakan Portal Jember Pikiran-rakyat.com dalam artikel 'Fenomena Halo Matahari Hebohkan Warga Jember dan Banyuwangi, Tanda Akan Ada Bencana?' https://portaljember.pikiran-rakyat.com/regional/pr-16777840/fenomena-halo-matahari-hebohkan-warga-jember-dan-banyuwangi-tanda-akan-ada-bencana?page=2

Namun, spekulasi yang beredar ini hanyalah mitos belaka. Ahli klimatologi UGM telah mengkonfirmasi bahwa fenomena ini bukan pertanda bencana, melainkan hanyalah terdapat lingkaran yang mengelilingi matahari adalah sinar matahari yang dibelokkan oleh partikel uap di atmosfer. Partikel uap yang berwujud air tersebut memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan sinar matahari.

Baca Juga: Dianggap Menyimpang! Ketua DPD Kabupaten Lutra Laporkan KPU Lutra ke Bawaslu

Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang menyebut, fenomena Halo Matahari ternyata tidak hanya terjadi ketika siang hari namun juga malam hari.

Fenomena Halo Matahari pada siang hari tidak akan bertahan lama atau hanya berkisar belasan menit, hal tersebut terjadi karena tekanan atmosfer yang lebih rendah di sekelilingnya sehingga suhu menjadi lebih panas.

Sedangkan Halo Matahari yang terjadi pada malam hari dapat terjadi cukup lama, yakni hingga mencapai 3 jam hal tersebut terjadi karena tekanan atmosfer yang lebih tinggi sehingga suhu menjadi lebih dingin.***

Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler