Lingkar Madiun - Tepat tanggal 30 September Indonesia selalu diingatkan oleh peristiwa memilukan, yakni Pengkhianatan G30S/PKI.
Gerakan 30 September PKI atau lebih dikenal dengan G30S/PKI adalah peristiwa yang terjadi selewat malam pada tanggal 30 September sampai awal bulan selanjutnya (1 Oktober) tahun 1965 ketika tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang yang lain dibunuh dalam suatu usaha kudeta (yang hampir sekaligus).
Film Itu diangkat menjadi film dan selalu diputar ulang setiap akhir bulan September 2020. Dalam film tersebut lagu 'Gugur Bunga' pasti selalu dikumandangkan saat adegan pemakaman para korban.
Baca Juga: Miris! Berdiri Tahun 2019, Begini Kondisi Terkini Pabrik Mobil Esemka
Baca Juga: Cara Lapor Online BLT BPSJ Subsidi Gaji Karyawan, Jika Tahap 1 Hingga Tahap 4 Belum Cair
"Gugur Bunga", adalah sebuah lagu perjuangan Indonesia yang ditulis oleh Ismail Marzuki pada tahun 1945. Lagu ini untuk menghormati tentara Indonesia yang tewas selama Revolusi Nasional Indonesia, lagu ini menceritakan tentang kematian seorang prajurit, dan perasaan penyanyi.
Sejak saat itu lagu ini menjadi sebuah lagu umum untuk protes dan pemakaman. Lirik lagu dan denting piano mengalun dengan senada, suara penyanyi yang menyanyikan juga membuat menyayat hati ketika mendengar lagu tersebut.
Secara seksama lagu ini jika di dengar mempunyai instrumen yang membuat bulu kudu anda merinding. Siapapun yang mendengarkan lagu Gugur Bunga pasti bakal terbawa suasana dan mengikuti alur kesedihan yang meliputi hati sebab kehilangan atas gugurnya para pahlawan.
Baca Juga: UMKM Obat Tradisonal Berpotensi dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi
Baca Juga: Ini Arahan Jokowi Tentang Pengobatan Pasien Covid 19
Berikut lirik lagu Gugur Bunga:
Betapa hatiku takkan pilu
Telah gugur pahlawanku
Betapa hatiku takkan sedih
Hamba ditinggal sendiri
Siapakah kini pelipur lara
Nan setia dan perwira
Siapakah kini pahlawan hati
Pembela bangsa sejati
Reff:
Telah gugur pahlawanku
Tunai sudah janji bakti
Gugur satu tumbuh seribu
Tanah air jaya sakti
Gugur bungaku di taman bakti
Di haribaan pertiwi
Harum semerbak menambahkan sari
Tanah air jaya sakti
Disclaimer: Artikel ini hanya sekadar informasi bagi pembaca. Lingkar Madiun bertanggungjawab atas copyrights sumber berita. Hal yang berkaitan dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab sumber aslinya.