UMKM Obat Tradisonal Berpotensi dalam Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Masa Pandemi

- 28 September 2020, 14:24 WIB
Ilustrasi obat tradisioanl
Ilustrasi obat tradisioanl /Pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun-Di situasi pandemi Covid-19, menjaga kesehatan diri menjadi sangat penting apalagi kasus pandemi di Indonesia belum menunjukkan angka penurunan secara signifikan. Banyak masyarakat pun memilih mengkonsumsi obat tradisional dalam upaya menjaga kesehatan diri.

Alhasil permintaan terhadap produk obat tradisional melonjak tinggi, hingga membuat Pemerintah bekerja sama dengan seluruh sektor dan stakeholder untuk memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui pendekatan klaster atau sentra, dalam hal ini termasuk klaster obat tradisional.

“Dalam kesempatan ini saya berharap bentuk kerja sama ini dapat diperluas dan terintegrasi sehingga dapat mendukung pemulihan perekonomian nasional, dan klaster atau sentra usaha obat tradisional terus tumbuh dengan baik,” tutur Deputi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Rudy Salahuddin dalam Focus Group Discussion Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengembangan Sentra Usaha Obat Tradisional, di Tangerang Selatan, Banten (8/9). Sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dalam laman resmi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Ekon.go.id

Baca Juga: Kemenag Libatkan Kelompok Disabilitas dalam Proyek Peningkatan Kualitas Madrasah

Obat tradisional dianggap bermanfaat untuk menjaga kesehatan dan imunitas, sehingga saat ini masyarakat banyak mengonsumsi obat tradisional khususnya jamu dan minuman kesehatan.

“Kondisi pandemi ini berpotensi membuka peluang bagi upaya pengembangan ekonomi masyarakat berbasis pengembangan komoditas obat tradisional. Di Jawa Tengah rata-rata penjualan UMKM jamu meningkat sebesar 300-400% per hari dengan variasi jenis jamu yang lebih banyak,” tutur Rudy.

Obat tradisional merupakan kekayaan budaya dain alam Indonesia, serta memiliki nilai strategis dari sisi ekonomi. Industri obat tradisional di Indonesia bersifat padat karya dan didominasi oleh pelaku UMKM  yaitu sebesar 87,2%. Industri ini juga dianggap memiliki backward linkage (keterkaitan ke belakang) yang kuat dengan sektor pertanian.

Baca Juga: Kemenag: Ramai Pendaftaran MYRES 2020, Ada 5.600 Pendaftar

Namun, sebagai yang mendominasi industri jamu, UMKM obat tradisional masih mengalami tantangan dalam hal pengembangannya. Tantangan yang kerap kali dihadapi UMKM di sektor ini antara lain, keterbatasan bahan baku, peralatan, permodalan, dan sumber daya manusia.

Halaman:

Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Ekon.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x