Semakin Sering Gempa Lebih Baik? Simak Penjelasannya

10 Oktober 2020, 20:03 WIB
Gempa Semakin Sering Terjadi Lebih Bagus /Tumisu /

Lingkar Madiun - Akhir-akhir ini gempa menjadi topik yang heboh ditengah masyarakat. Beberapa daerah pun dikabarkan mengalami gempa hampir setiap hari dengan titik gempa yang terus berubah, namun beberapa konsentrasi titik gempa ini masih berkisar di selatan pulau Jawa.

Dikabarkan akan adanya gempa megatruhst yang berpotensi stunami 20 m, masyarakat semakin cemas dan panik. 

Seorang warganet, menyampaikan kekhawatirannya tersebut dalam salah satu unggahan informasi gempa dari bmkg yang berkekuatan 4.5 SR degan pusat gempa 154 km Tenggara Kab. Malang, Jawa Timur, dengan kedalaman 13 km Rabu, 07 Oktober 2020 lalu melalui kolom komentar.

Baca Juga: Inilah 13 Makanan yang Ampuh Kuatkan Imun Tubuh dari Virus Corona

"Kok, dari kemarin di situ aja sih pusatnya?" tanya akun instagram @ester_kha17 yang diikuti emoticon bingung, sedih, dan takut.

Pertanyaan tersebut dibalas oleh akun instagram resmi @infobmkgjuanda yang justru menyatakan hal itu lebih bagus, karena terjadi release energi sehingga energi tidak menumpuk.

Pihaknya juga membenarkan pernyataan @ester_kha17 yang membuat kesimpulan release energi sedikit demi sedikit ini dapat melemahkan energi tersebut.

Baca Juga: Inilah 8 Jenis Lovebird Biola Harga Jutaan yang Banyak Diminati di Indonesia

Hal semisal sudah pernah dijelaskan oleh peneliti dari Departemen Teknik Geologi UGM, Dr. Gayatri Indah Marliyani.

PORTAL JEMBER melansir dari sebuah artikel yang dimuat ugm.ac.id yang isinya berupa penjelasan dari Gayatri mengenai gempa intraslab, yaitu gempa yang  mekanismenya, memiliki pergerakan turun, yang terjadi akibat respons batuan terhadap gaya tarikan lempeng samudera ke bawah.

Tipe gempa seperti ini biasanya dapat dirasakan secara luas, mengakibatkan tidak terjadi gempa susulan, dan tidak menyebabkan tsunami karena tidak mengakibatkan perubahan dasar laut secara signifikan.

Baca Juga: Turunkan Resiko Kematian Akibat Covid-19, Inilah Manfaat Vitamin D

Selain gempa bumi tipe intraslab Gayatri juga menjelaskan gempa yang sering terjadi selatan laut jawa akibat sesar sesar naik yang banyak dijumpai pada zona tumbukan lempeng.

Gempa-gempa ini biasanya terjadi di daerah yang di dalam istilah geologi disebut sebagai zona prisma akresi dan cekungan muka busur. Morfologi tinggian (tonjolan) di dasar laut yang ikut terseret masuk ke zona subduksi di daerah ini mempengaruhi besarnya tekanan.

Adanya morfologi-morfologi tinggian yang menjadi 'ganjalan' dari proses subduksi yang terjadi itu menyebabkan pergerakan lempeng menjadi tertahan.

Energi yang tertahan ini kemudian dilepaskan melalui sentakan tiba-tiba yg ditandai oleh peristiwa gempa bumi. Seringnya gempa berskala kecil (M5-6) di daerah ini sebenarnya bisa jadi merupakan pertanda baik, bahwa energi yang tertahan dilepaskan secara bertahap.

Baca Juga: Wow, Inilah Harga Outfit BLACKPINK Saat Preskon The Album

“Akan tetapi, untuk mengetahui berapa sebenarnya energi yang masih tersimpan dan yang sudah dilepaskan, harus terus dilakukan penelitian secara seksama dan terus menerus,”urainya.

Melihat kondisi ini masyarakat diiimbau untuk tidak panik, mengikuti imbauan yang berwenang dan tidak termakan oleh isu-isu menyesatkan dari sumber yang tidak jelas.

Selain itu, masyarakat juga dihimbau untuk terus meningkatkan kesadaran bahwa kita tinggal di daerah rawan gempa bumi sehingga pengetahuan-pengetahuan mengenai kondisi daerah tempat tinggal perlu dipahami dengan baik, untuk mengetahui adanya ancaman bahaya yang mungkin terjadi dan mengantisipasinya.***(Alim Hajar Ikramah, Portal Jember)

Editor: Aisyah Rahmatul Fajrin

Sumber: UGM Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler