Kebanyakan orang Indonesia bisa membaca bahasa Latin, skripnya digunakan untuk bahasa nasional Bahasa Indonesia dan juga Bahasa Inggris. Orang lain juga tahu bahasa Arab karena membaca Alquran atau bahasa Mandarin.
Menurut Nawaksara, secara umum mempelajari aksara kuno Indonesia cukup mudah.
“Transformasi sebuah naskah dari waktu ke waktu masih bisa dilacak, mungkin masalahnya lebih pada pemahaman bahasa dan maknanya. Karena sebagian besar bahasa dalam manuskrip jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Baca Juga: Bengkulu Utara Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 4,9
Baca Juga: Peringatan! Jangan Letakkan Ponsel Disamping Bantal, 4 Hal Ini Akan Menghantuimu
"Penguasaan (penguasaan) kosakata menentukan kefasihan dalam membaca naskah kuno, terlepas dari jenis naskahnya," katanya.
Pernah menjadi guru bahasa Inggris dan pemandu wisata, Nawaksara sekarang menjadi peneliti lepas yang bekerja untuk melestarikan naskah kuno Indonesia serta sejarah.
Dia selalu tertarik pada barang antik. Sejak sekolah menengah pertama, ia telah mengumpulkan barang-barang yang berasal dari zaman sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 seperti radio tua, gramopon, dan belati keramat yang dikenal sebagai keris.
Baca Juga: Memijat Kaki Bayi Ternyata Banyak Manfaat Kesehatannya, Salah Satunya Mengatasi Masalah Pencernaan