Selain hal itu, COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-COV-2 yang termasuk dalam keluarga corona virus. Ada empat mutasi utama yakni varian alfa, beta, delta, dan gamma.
Hal yang patut dijadikan perhatian di sini ialah cara penularan virus yang sama oleh kedua penyakit tersebut. Keduanya sama-sama ditularkan melalui droplet, kontak langsung, hingga risiko aerosol pada ruang tertutup.
Hal yang menjadikan kedua penyakit ini beda adalah di sisi COVID-19, varian virusnya lebih cepat menular dan lebih berbahaya dari influenza.
Jika dilihat dari gejala yang ditimbulkan oleh kedua penyakit, keduanya memiliki gejala yang mirip-mirip. Biasanya yang paling sering muncul ialah batuk, pilek, sesak, dan demam.
Namun yang perlu diwaspadai pada COVID-19, gejala bisa lebih berat hingga disertai penurunan kadar oksigen yang sering kali disebut happy hypoxia.
Baca Juga: Mengenal Varian Mu, Mutasi Baru COVID-19 yang Kebal dari Vaksin, Simak Begini Ulasannya
COVID-19 menimbulkan gejala yang lebih berat dan komplikasi dibanding dengan influenza. Virus yang menjadi pandemi saat ini tersebut bisa menyebabkan komplikasi berat, kritis, hingga meninggal.
Selain itu, ada juga risiko untuk Long Covid. COVID-19 memiliki risiko yang tidak dipunyai influenza yakni gejalanya bisa menetap hingga dua belas bulan lamanya.
Kesimpulan dari informasi tersebut ialah COVID-19 punya tingkat penularan dan kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan influenza, selain itu ada juga risiko Long Covid. Dokter tidak asal ‘mengcovidkan’ seorang pasien yang memiliki keluhan flu biasa.