Personil TNI Angkatan Darat yang Berangkat ke Papua Akan Mendapat Suntikan Uji Klinik Vaksin Malaria

- 26 Oktober 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi endemi malaria.
Ilustrasi endemi malaria. /Unsplash/

Diwawancarai di sela-sela pertemuan, Direktur Eijkman Prof. Dr. dr. Amin Soebandrio mengatakan bahwa pertemuan merupakan follow-up untuk persiapan pengujian kandidat vaksin malaria yang dikembangkan Sanaria.

"Ini merupakan uji klinik pertama di dunia pada pasukan yang akan dikirim ke daerah endemik malaria, yaitu di Papua," ungkap Amin.

Baca Juga: Cukup Seduh 1 Bahan Dapur Ini, Masalah Pencernaan Teratasi, Tukak Lambung Sembuh, Sehat Seumur Hidup 

"Kami akan pantau sejak mereka berangkat dan bertugas selama 6-9 bulan, hingga mereka kembali ke daerah semula yang hanya memiliki sedikit atau tidak sama sekali malaria, semua akan kami pantau. Ini membutuhkan persiapan yang luar biasa," tambahnya.

Perencanaan studi tentang vaksin malaria ini telah dilakukan sejak 2018, dan mendapat persetujuan etik dari Komite Etik FKUI pada 2019.

Persetujuan penggunaan vaksin untuk uji klinik tahap dua pada personel TNI Angkatan Darat juga telah diberikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: 8 Sifat yang Harus Dimiliki Orang Tua Untuk Mendidik Anak Agar Saleh dan Shalihah, Praktikkan Setiap Hari! 

Namun merebaknya pandemi COVID-19 sempat menunda kajian tersebut. Tak ingin berhenti, tim PRBM Eijkman, EOCRU, dan Sanaria melanjutkan penelitian mereka pada Juni 2021.

Awal Oktober lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan vaksin pertama untuk menangkal malaria yang disebut RTS, S, atau Mosquirix.

Vaksin yang telah dikembangkan selama 30 tahun dan menyelesaikan uji klinik skala besar ini dinilai signifikan untuk mengurangi malaria dan memperkuat sistem kekebalan terhadap Plasmodium falciparum, parasit malaria paling mematikan dan paling umum di Afrika.

Halaman:

Editor: Dwiyan Setya Nugraha


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x