Baca Juga: Terapkan Transparansi, BUMN Cari 5 Staf Ahli yang Siap Digaji Rp50 Juta per-Bulan
Sementara itu, dalam rapat tersebut Fachrul menjawab soal pernyataannya mengenai penetrasi radikalisme lewat sosok good looking hingga hapal Alquran itu, dengan dalih cara kerja intelijen.
"Itu cara masuk dalam intelejen kan kita pikir gitu. Mungkin dalam intelijen internasional menyusupkan orang-orang intelejen kan memasukkan orang-orang good looking, pengetahuan luas ke dalam komuniti tertentu," kata Fachrul kepada anggota dewan.
Fachrul lantas membandingkan operasi intelijen tersebut dengan peristiwa intelektual Belanda, Christian Snouck Hurgronje di Aceh pada saat zaman kolonialisme.
Baca Juga: Update, Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Tembus 200 Ribu Orang, Jokowi Ingatkan 3 Klaster
Baca Juga: Terapkan Transparansi, BUMN Cari 5 Staf Ahli yang Siap Digaji Rp50 Juta per-Bulan
Untuk diketahui, Hurgronje merupakan orang Belanda yang mampu menaklukkan Aceh berkat keuletan sekaligus kelicikannya dalam memecah-belah masyarakat di Serambi Mekkah. Hurgronje sendiri dipilih Belanda, karena memiliki pemahaman Islam yang baik sehingga bisa mengadu domba masyarakat Aceh.
"Jadi kalau anak-anak good looking, pengetahuannya agamanya bagus itu yang kita butuhkan sebetulnya. Tapi harus kita cek dulu," kata Fachrul.
Baca Juga: Update, Pasien Positif Covid-19 di Indonesia Tembus 200 Ribu Orang, Jokowi Ingatkan 3 Klaster
Baca Juga: Terapkan Transparansi, BUMN Cari 5 Staf Ahli yang Siap Digaji Rp50 Juta per-Bulan