Waduh, BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Kaltim Turun Hingga Minus 5,46 Persen

- 19 September 2020, 08:45 WIB
Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik /

TIM LINGKAR MADIUN- Laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik pertumbuhan ekonomi saat ini sedang naik turun.

Salah satunya, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan hingga minus 5,46 persen pada triwulan kedua tahun 2020.

“Secara Year on Year (YoY), kinerja Ekonomi Kaltim di tahun 2020 sebenarnya masih tumbuh positif pada semester pertama, sebesar 1.23 persen. Tapi karena pandemi Covid-19 ini, menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi Kaltim, karena berdampak terhadap sebagian besar lapangan usaha,” kata Kepala BPS Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Widiyantono kepada RRI, Jumat (18/9/2020), dikutip dari RRI.

Baca Juga: Peringati HUT Lalu Lintas Bhayangkara Ke-65, Ditlantas Polda Kalimantan Barat Beri Bantuan Sembako

Baca Juga: Wah, UAS Kritik Program Penceramah Bersertifikat Kemenag Bisa Jadi Kontroversial Bagi Umat

Berbeda dengan periode yang sama tahun 2019 yang tumbuh sebesar positif 5,04 persen. Hal ini juga disampaikan oleh Widiyatono mulai bulan Agustus 2020 sembilan lapangan usaha menjadi salah satu faktor turunnnya pertumbuhan.

Berdasarkan data yang dirilis, dua lapangan usaha mengalami penurunan sebesar 3,32 persen yakni lapangan usaha pertambangan dan penggalian paling tinggi.

Disusul dengan industri pengolahan sebesar 1,54 persen, transportasi dan pergudangan berada di angka 0,50 persen.

Walau demikian, ada pertumbuhan ekonomi alami peningkatani dari beberapa lapangan usaha yang dapat beradaptasi di masa pandemi ini.

Baca Juga: Peringati HUT Lalu Lintas Bhayangkara Ke-65, Ditlantas Polda Kalimantan Barat Beri Bantuan Sembako

Baca Juga: Wah, UAS Kritik Program Penceramah Bersertifikat Kemenag Bisa Jadi Kontroversial Bagi Umat

“Yang tertinggi itu jasa usaha kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 3.74 persen, kemudian pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 3.43 persen, serta usaha informasi dan komunikasi sebesar 3.03 persen,” tambahnya.

Kendati demikian, turunnya pertumbuhan ekonomi dikhwatirkan akan membuat ekonomi nasional masuk ke dalam resesi jika tidak diantisipasi sejak dini.

Oleh karena itu, diharapkan data yang telah dirilis sekarang dapat menjadi salah satu pertmbangan dalam perencanaan dan evaluasi program pemerintah di tengah masa pandemi Covid-19.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x