Temuan Baru UGM, GeNose Alat Pendeteksi Covid-19 Lewat Embusan Napas

- 26 September 2020, 07:45 WIB
GeNose perangkat yang dikembangkan UGM dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini dijuluki sebagai teknologi pengendus Covid-19 ini mendeteksi virus melalui napas pasien.
GeNose perangkat yang dikembangkan UGM dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini dijuluki sebagai teknologi pengendus Covid-19 ini mendeteksi virus melalui napas pasien. /UGM

LINGKAR MADIUN - Sebuah inovasi telah dikembangkan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yakni alat pendeteksi virus Corona atau Covid-19 bernama GeNose.

Perangkat yang dibekali dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) ini dijuluki sebagai teknologi pengendus Covid-19 ini mendeteksi virus melalui napas pasien.

Dikutip dari RRI, salah satu peneliti dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, Dian Kesumapramudya Nurputra, menerangkan, GeNose memberi hasil yang lebih cepat dan akurat daripada metode rapid test yang digunakan selama ini.

Baca Juga: Potensi Mega Tsunami di Pulau Jawa, BMKG: Infrastruktur Belum Memadai

Baca Juga: Potensi Tsunami Capai 20 Meter, Begini Panduan Mitigasinya

Menurutnya, tes PCR memang akurat tetapi waktu atau proses pengecekannya relatif lama dan berbiaya mahal.

"Oleh karena itu kami mengembangkan GeNose, yang cepat dan akurat,” ujar Dian dalam acara ‘Serah Terima Alat GeNose dari UGM dan Konsorsium kepada Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional’ yang digelar daring, Kamis 24 September 2020.

GeNose dikembangkan atas kerja sama berbagai disiplin ilmu. Selain Dian, mereka yang terlibat adalah Kuwat Triyana dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM, Ahmad Kusumaatmaja FMIPA UGM, Mohamad Saifudin Hakim FKKMK UGM.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Sabtu 26 September 2020, Virgo: Bersiaplah Keberuntungan akan Memandumu ke Tujuan!

Mereka juga bekerja sama dengan mitra industri yang berkomitmen dalam melakukan hilirisasi hasil riset dan inovasi kampus.

GeNose bekerja dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas pasien.

Napas pasien diambil diindera melalui sensor-sensor, kemudian diolah datanya dengan bantuan AI untuk deteksi dan pengambilan keputusan.

Baca Juga: LIPI Prediksi Gempa dan Tsunami, Pantai Lebak hingga Pacitan Rawan Tsunami

“Awalnya hasil tes bisa keluar dalam waktu tiga menit, sekarang kurang lebih bisa dua menit, bahkan 80 detik,” kata Dian yang juga merupakan dokter spesialis anak.

GeNose menjadi inovasi pertama di Indonesia untuk deteksi Covid-19 yang aplikasinya terhubung dengan sistem cloud computing untuk mendapatkan hasil diagnosis real time.

Alat ini juga disebut mampu bekerja secara paralel melalui proses diagnosis yang tersentral di dalam sistem, sehingga validitas data dapat terjaga untuk semua alat yang terkoneksi.

Baca Juga: SCTV akan Tayangkan Film G30S PKI Minggu 27 September, Direktur Progam Ungkap Alasannya

Kuwat, ketua peneliti GeNose, menjelaskan data yang terkumpul di dalam sistem selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan pemetaan, pelacakan dan pemantauan penyebaran pandemi secara aktual.

Alat, kata dia, sudah diuji menggunakan 600 sampel data valid dari Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.

“Hasilnya menunjukkan tingkat akurasi tinggi, yaitu 97 persen,” kata Kuwat sambil menerangkan GeNose selanjutnya memasuki tahap uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia.

Baca Juga: Surat Cerai Inggit Ginarsih-Soekarno Hendak Dijual, Bisa Dipenjara 10 Tahun dan Denda Rp500 Juta!

Keandalan alat, keakurasian data, dan kesahihan metoda yang diterapkan, kata Kuwat, diharapkan bisa meningkatkan keyakinan pengguna akhir untuk segera mengadopsi aplikasi GeNose bagi kepentingan masyarakat luas.

“Harapannya, inovasi GeNose dapat dihilirkan dan segera bisa dimanfaatkan untuk membantu penanganan Covid-19 sebelum akhir tahun 2020,” ujarnya.

Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengapresiasi inovasi kelompok peneliti UGM ini.

Baca Juga: Layanan Mandiri Online Eror, Netizen Heboh! Begini Penjelasannya

Menurutnya, semua orang tahu masalah terbesar dari pandemi Covid-19 adalah penyebarannya yang cepat dan tidak terlihat.

"Sehingga dibutuhkan alat pendeteksi yang cepat dan akurat," ucapnya.*** (Heri Firmansyah/RRI)

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x