Canggih! UGM Kembangkan Sistem Peringatan Dini Gempa Bumi, Bisa Deteksi 1-3 Hari Sebelumnya

- 27 September 2020, 11:27 WIB
Ilustrasi sistem peringatan dini gempa bumi
Ilustrasi sistem peringatan dini gempa bumi /Pikiran-rakyat.com

Lingkar Madiun - Hasil riset dari Institut Teknologi Bandung (ITB) memprediksi sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur berpotensi digulung tsunami.

Diperkirakan tinggi tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur.

Tim Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) turut mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yang mampu mendeteksi dan memberikan peringatan aktivitas gempa bumi. Bahkan, sistem ini dapat memprediksi gempa bumi satu hingga tiga hari sebelumnya dengan daerah prediksi dari Sabang hingga Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 Semakin Menjadi-Jadi, Erick Bakal Perpanjang BLT dan Subsidi Gaji Hingga 2021

Sebagaimana diberitakan Pikiran-rakyat.com dalam artikel 'Heboh Tsunami dan Gempa, Sistem Peringatan Dini Dikembangkan UGM, 'Bisa Deteksi 1-3 Hari Sebelumnya' https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-01777392/heboh-tsunami-dan-gempa-sistem-peringatan-dini-dikembangkan-ugm-bisa-deteksi-1-3-hari-sebelumnya?page=3 "Dari EWS gempa alogaritma yang kami kembangkan bisa tahu 1 sampai 3 hari sebelum gempa," ujar Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Telekontrol Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika UGM, Ir. Sunarno.(27/09)

"Jika gempa besar di atas 6 SR sekitar 2 minggu sebelumnya alat ini sudah mulai memberikan peringatan," tambahnya.

Ir. Sunarno menjelaskan sistem peringatan dini gempa bumi yang dikembangkannya ini bekerja berdasarkan perbedaan konsentrasi gas radon dan level air tanah yang merupakan anomali alam sebelum terjadinya gempa bumi.

Baca Juga: Waduh, Istri Gubernur Bali Terkonfirmasi Positif Covid-19 diduga dari Kluster Rumah Dinas Gubernur

Jika terjadi gempa di lempengan, akan muncul fenomena paparan gas radon alam dari tanah meningkat secara signifikan. Permukaan air tanah naik turun secara signifikan pun terdeteksi.

"Dua informasi ini dideteksi oleh alat EWS dan akan segera mengirim informasi ke handphone saya dan tim. Selama ini informasi sudah bisa didapat dua atau tiga hari sebelum terjadi gempa di antara Aceh hingga NTT," ungkap Sunarno.

Menurutnya, sistem yang dikembangan terdiri dari alat EWS yang tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan level air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik.

Baca Juga: Korea Selatan Siap Genjatan Senjata, Gegera Pegawainya Dibakar Militer Korut

Halaman:

Editor: Ika Sholekhah Putri

Sumber: Pikiran-Rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x