LINGKAR MADIUN - Tersiar kabar bahwa mobil ambulan dan relawan Muhammadiyah yang terhimpun dalam Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) terkena gas air mata dan ditangkap. Peristiwa itu dikabarkan terjadi pada aksi unjuk rasa di Jakarta pada 13 Oktober 2020 kemarin.
Abdul Mu'ti, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memberi klarifikasi. Ia menyatakan bahwa mobil ambulan yang terkena tembakan gas air mata bukan milik Muhammadiyah. Namun mobil ambulan tersebut milik Tim Rescue Ambulan Indonesia (TRAI).
Baca Juga: Jadwal Laga Liga Inggris Pekan Ini: Big Match Everton vs Liverpool, Man City vs Arsenal Di Mola TV
Baca Juga: 5 Hari Lagi, Puncak Fenomena Hujan Meteor Orionids
Namun ia memberi peringatan kepada kepolisian untuk memerikan aparatnya yang melakukan kekerasan dan menyalahi prosedur.
“Muhammadiyah meminta kepada Kapolri dan Kompolnas untuk memeriksa aparatur kepolisian yang melakukan pemukulan dan jika terbukti bersalah melanggar prosedur dan peraturan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” tegas Abdul Mu'ti pada 15 Oktober 2020 seperti yang dilansir oleh laman resmi Muhammadiyah muhammadiyah.or.id denga judul Penjelasan PP Muhammadiyah tentang Kekerasan dan Penangkapan Relawan MDMC
Baca Juga: UPDATE: Kasus Covid-19 per 15 Oktober 2020, Indonesia Peringkat 3 di Asia
Terpisah, Ketua MDMC Budi Setiawan menegaskan bahwa dalam aksi massa 13 Oktober tersebut tidak ada relawan Muhammadiyah yang tertangkap.
Budi meminta kepada seluruh relawan MDMC agar tidak mudah terprovokasi dan memercayakan sepenuhnya pada pimpinan. Ia juga menganjurkan agar tidak melakukan tindakan kekerasan apapun dan berupaya untuk menjaga protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.*** (muhammadiya.or.id)