Rangga Bocah yang Dibunuh Saat Berusaha Menolong Ibunya, Ayahnya: Dia Anak yang Pintar

- 15 Oktober 2020, 20:08 WIB
Rangga bocah yang jadi korban pembunuhan saat berusaha menolong ibunya
Rangga bocah yang jadi korban pembunuhan saat berusaha menolong ibunya /twitter/@paduaras

LINGKAR MADIUN – Fadli Fajar (30) ayah kandung Rangga bocah berusia 9 tahun yang jadi korban pembunuhan saat berusaha melindungi ibunya yang diperkosa pada Sabtu, 10 Oktober 2020, mengungkap beberapa fakta mengenai anaknya.

Ternyata bocah yang masih duduk di kelas 2 Sekolah Dasar (SD) itu sangat rajin membaca Al Quran. Tak hanya itu, menurut ayahnya, ia juga anak yang cerdas.

Sementara, Rangga baru sepekan tinggal di Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur. Di rumah ibunya, tempat ia mengebuskan nafas terakhir.

Baca Juga: Tagar ‘Rangga’ Populer di Twitter, Nama Seorang Bocah SD yang Dibunuh Pemerkosa Ibunya

Baca Juga: Pertempuran Sengit Taliban Vs Afghanistan, Warga Sipil Mengungsi

Sebelumnya, menurut Fadli, tinggal dan sekolah bersamanya, yakni di Medan, Sumatera Utara. "Ibunya menjemput Rangga sepekan lalu. Karena sering merengek ingin tinggal bersama ibunya di Aceh Timur," ungkapnya sebagaimana dikutip Aceh Trend.

Menurut Fadli, Rangga selalu meminta untuk ikut bersama ibunya. Sehingga Fadli tak kuasa untuk menahannya tetap tinggal bersamanya.

“Seminggu lalu DA menjemput Rangga. Tujuannya agar bisa segera didaftarkan pada SD di Aceh Timur,” ungkapnya.

“Saya akhirnya tidak dapat membendung keinginan Rangga untuk tinggal bersama ibunya di Alue Gadeng. Dia bersikeras bersekolah di Aceh karena ingin dekat dengan DA," tambahnya.

Fadli menuturkan selama di Medan, Rangga seperti anak lainnya, aktif, periang dan juga senang membaca Quran. "Dia anak yang pintar,” kenang Fadli.

Sejak berpisah dengan mantan istrinya, ia tidak tahu menahu kalau Rangga tinggal disebuah gubuk di tengah kebun sawit dengan Aiyub suami dari mantan istrinya.

Fadli juga mengaku bila pertama kali dirinya mengetahui kabar duka itu melalui media sosial.

ak lama kemudian, keluarganya memberitahu benar ternyata anak semata wayangnya yang baru sepekan dijemput ibunya itu meninggal dunia.

"Rasanya seperti tidak percaya. Tapi itu semua sudah kehendak Allah. Saya minta aparat penegak hukum memberikan keadilan kepada kami. Mohon pelaku dihukum dengan seberat-beratnya," ujarnya.

Geuchik Alue Gadeng, Adi Sahputra, menuturkan, Aiyub baru dua bulan memboyong keluarga kecilnya ke tengah kebun sawit yang jauh dari permukiman.

Sebelumnya mereka tinggal di Gampong Birem. Hingga saat ini dokumen kepindahan mereka masih dalam proses.

Di Alue Gadeng, keluarga kecil itu tinggal di tanah milik keluarga Aiyub. Lelaki yang sehari-hari mencari ikan di tambak pada malam hari, membangun gubuk kecil di tengah kebun yang jauh dari tetangga terdekat.

“Jarak gubuk mereka dengan tetangga paling dekat 100 meter,” terang Adi Sahputra.

Ia menuturkan, kondisi di sana masih berupa hutan dan semak belukar. Dari cerita Geuchik Adi, berdasarkan penuturan warga, DA dan Rangga juga peramah.

Sebelumnya artikel ini terbit di Isu Bogor dengan judul  Kisah Viral Rangga Bocah SD yang Tewas Lindungi Ibunya, Ayah Kandung: Dia Pintar Senang Baca Alquran’.

Mereka sering bertegur sapa dengan warga yang melintas. Bahkan pelaku juga sering mampir, bercengkerama dengan Aiyub.

“Pelaku selalu melewati gubuk mereka ketika berangkat dan pulang dari kebun, dan sering singgah ngobrol dengan ayah tiri korban,” katanya.

Rangga sudah dikuburkan pada Minggu malam 11 Oktober 2020 seusai salat Magrib.

Rangga dibunuh SB (36) warga Alue Gadeng, Birem Bayeun, Aceh Timur, yang baru empat bulan mendapatkan asimilasi dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, karena berusaha melindungi ibu kandungnya.

SB diketahui sebagai residivis dari penjara di LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara dalam kasus pembunuhan.

asat Reskrim Polres Langsa, Iptu Arief S Wibowo dalam keterangan persnya membeberkan kronologis kerjadian yang menimpa Rangga.

Menurutnya peristiwa iu terjadi pada Sabtu 10 Oktober 2020 pukul 02.00 WIB di rumah korban di Kecamatan Birem Bayeun.

"Pemerkosaan yang disertai kekerasan dan penganiayaan yang menyebabkan hilang nyawa orang lain ini saat pelaku masuk ke rumah korban melalui pintu depan dengan mencongkel kunci kayu menggunakan benda tajam berupa parang," ujarnya.

Setelah pintu rumah korban terbuka, pelaku langsung melihat korban yang sedang tidur bersama dengan Rangga, dan langsung menghampiri dan meraba-raba korban DN yang sedang tertidur.

"Korban DN sepontan langsung membangunkan anaknya (korban RG) agar lari dari rumahnya itu untuk menyelamatkan diri," katanya.

Saat Rangga terbangun dan melihat pelaku, Rangga langsung berteriak, dan seketika itu pula pelaku langsung membacoknya di bagian pundak sebelah kanan.

"Selanjutnya pelaku SB mendorong korban DN dan kembali menebas bagian leher korban RG, dilanjutkan dengan menusuk pundak sebelah kiri korban Rg dan dada DN masing-masing sebanyak 1 kali," ujarnya.

Beberapa hari kemudian, pelaku yang kabur berhasil diringkus dan dilumpuhkan dengan timah panas oleh kepolisian ditempat persembunyiannya.

Pelaku merupakan warga salah satu gampong dalam Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur. Ia ditangkap di hutan sekitar lapangan sepak bola kampung tersebut, sekitar pukul 09.00 WIB.

"Pelaku bersembunyi di bawah pohon besar,” kata Iptu Arief.

Iptu Arief mengatakan, saat ditangkap, pelaku tidak memakai baju, hanya menggunakan jelana jeans warna biru, dan memegang senjata tajam jenis samurai.

"Saat dilakukan penangkapan oleh polisi yang dibantu masyarakat, tersangka S sempat melakukan perlawanan. Sehingga petugas beberapa kali memberikan tembakan peringatan ke atas agar pelaku menyerahkan diri kepada pihak kepolisian," katanya.

"Untuk saat ini pelaku bersama dengan barang bukti telah kita amankan di Mapolres Langsa untuk dilakukan penyidikan," pungkasnya.*** (Iyud Walhadi/Isu Bogor)

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Isu Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x