Kondisi Keluarga Rangga yang Tinggal di Tengah Kebun Sawit, Pemda Bakal Membangun Rumah Layak Huni

- 16 Oktober 2020, 18:59 WIB
Rumah keluarga Rangga bocah yang menjadi korban pembunuhan oleh pelaku yang juga memperkosa ibunya
Rumah keluarga Rangga bocah yang menjadi korban pembunuhan oleh pelaku yang juga memperkosa ibunya /Antara

LINGKAR MADIUN – Kisah Rangga bocah berusia 9 tahun menjadi viral. Ia  menjadi korban pembunuhan seorang pria yang hendak memperkosa ibunya.

Peristiwa itu terjadi di Kecamatan Birem Bayeun, Kabupaten Aceh Timur, pada Sabtu, 10 Oktober 2020, dini hari. Sebelumnya Rangga tinggal dan bersekolah SD di Medan, Sumatera Utara bersama Fadli Fajar (30) ayah kandung Rangga.

Rangga baru pindah ke Aceh, tingal bersama ibunya yang berinisial DA. Ia  sudah menikah lagi dengan Aiyub sejak dua tahun lalu.

Baca Juga: Setelah Bertahan 4 Jam, Massa Aksi Demo BEM SI Membubarkan Diri, Sempat Ditemui Staf Presiden

Baca Juga: Bergerak Mengepung Istana, Ini 3 Tuntutan Demo BEM SI

"Ibunya menjemput Rangga, karena sering merengek ingin tinggal bersama ibunya di Aceh Timur," ungkapnya sebagaimana dikutip Aceh Trend pada Minggu, 11 Oktober 2020.

 “Seminggu lalu DA menjemput Rangga. Tujuannya agar bisa segera didaftarkan pada SD di Aceh Timur,” ungkapnya.

“Saya akhirnya tidak dapat membendung keinginan Rangga untuk tinggal bersama ibunya di Alue Gadeng. Dia bersikeras bersekolah di Aceh karena ingin dekat dengan DA," katanya.

Fadli menuturkan selama di Medan, Rangga seperti anak lainnya, aktif, periang dan juga senang membaca Quran. "Dia anak yang pintar,” kenang Fadli.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Terhadap ‘Rangga’ Sekaligus Pemerkosa Ibu Muda Itu Terancam Hukuman Berat

Sejak berpisah dengan mantan istrinya, ia tidak tahu menahu kalau Rangga tinggal disebuah gubuk di tengah kebun sawit dengan Aiyub suami dari mantan istrinya.

"Rasanya seperti tidak percaya. Tapi itu semua sudah kehendak Allah. Saya minta aparat penegak hukum memberikan keadilan kepada kami. Mohon pelaku dihukum dengan seberat-beratnya," ujarnya.

Geuchik Alue Gadeng, Adi Sahputra, menuturkan, Aiyub baru dua bulan memboyong keluarga kecilnya ke tengah kebun sawit yang jauh dari permukiman.

Baca Juga: Menkominfo Ngamuk di Mata Najwa: Hoax, ya Hoax! Ketika Debat Dengan Direktur YLBHI

Sebelumnya mereka tinggal di Gampong Birem. Hingga saat ini dokumen kepindahan mereka masih dalam proses.

Di Alue Gadeng, keluarga kecil itu tinggal di tanah milik keluarga Aiyub. Lelaki yang sehari-hari mencari ikan di tambak pada malam hari, membangun gubuk kecil di tengah kebun yang jauh dari tetangga terdekat.

“Jarak gubuk mereka dengan tetangga paling dekat 100 meter,” terang Adi Sahputra.

Ia menuturkan, kondisi di sana masih berupa hutan dan semak belukar. Dari cerita Geuchik Adi, berdasarkan penuturan warga, DA dan Rangga juga peramah.

Baca Juga: Kronologi Penembakan Mantan TNI Diduga Dilakukan Anggota Polisi di Klub Malam

Mereka sering bertegur sapa dengan warga yang melintas. Bahkan pelaku juga sering mampir, bercengkerama dengan Aiyub.

“Pelaku selalu melewati gubuk mereka ketika berangkat dan pulang dari kebun, dan sering singgah ngobrol dengan ayah tiri korban,” katanya.

Rangga dibunuh SB (36) warga Alue Gadeng, Birem Bayeun, Aceh Timur, yang baru empat bulan mendapatkan asimilasi dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia, karena berusaha melindungi ibu kandungnya.

Rangga, bocah 9 tahun korban pembunuhan
Rangga, bocah 9 tahun korban pembunuhan @ariekuntung

Seementara, Rangga sudah dikuburkan pada Minggu malam 11 Oktober 2020 seusai salat Magrib.

Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Terhadap ‘Rangga’ Sekaligus Pemerkosa Ibu Muda Itu Terancam Hukuman Berat

SB diketahui sebagai residivis dari penjara di LP Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara dalam kasus pembunuhan.

Menanggapi hal itu, Pemerintah Aceh Timur menjanjikan akan membangunkan rumah layak huni untuk korban pembunuhan dan perkosaan yang terjadi di Desa Alue Gadeng, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

“Kita akan bantu pembangunan rumah layak huni karena rumah yang menjadi tempat tinggal korban bersama suaminya saat ini dinilai tidak layak huni dan berada di atas lahan milik orang,"kata Wakil Bupati Aceh Timur, Syahrul Bin Syama’un saat mengunjungi dikediamannya korban melansir dari Antara pada Rabu, 14 Oktober 2020.

Kedatangan Wabup Aceh Timur ikut didampingi Kepala BPBD Aceh Timur Ashadi, anggota DPRK Aceh Timur dan unsur muspika setempat.

Baca Juga: Rencana Demo 1000 Buruh Tolak UU Cipta Kerja Dibatalkan, Ini Alasannya

Wajah sedih masih menyelimuti pihak keluarga atas cobaan yang menimpa ibu muda yang menetap di kebun sawit itu.

Dalam kesempatan itu, Wabup melihat kondisi korban perkosaan yakni DA, yang masih terbaring lemah di rumah abangnya.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat kami ikut berduka, semoga pelaku dihukum seberatnya dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku,” kata Wabup.

Kedatangan politisi Partai Aceh (PA) ini adalah untuk melihat dan membesuk korban sekaligus menyalurkan bantuan pangan.

“Bantuan ini adalah bentuk perhatian dan kepedulian kami pemerintah terhadap salah seorang masyarakat yang menimpa musibah,” kata Wabup.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x