Inilah Buntut Kontroversi Presiden Prancis Emmanuel Macron

- 29 Oktober 2020, 11:50 WIB
POTRET Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron.*
POTRET Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan istrinya, Brigitte Macron.* /Instagram/@emmanuelmacron

Lingkar Madiun - Perancis menjadi sorotan masyarakat global karena tindakan presidennya yaitu Emmanuel Macron, yang belum lama ini menimbulkan kontroversi karena dianggap menyebarkan islamophobia. 

Diketahui, beberapa kejadian yang lalu, terjadi pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis karena menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW kepada para muridnya.

Atas kejadian ini, Macron menilai bahwa guru tersebut sebenarnya mengajarkan kebebasan berekspresi dan kepercayaan.

Pernyataan Macron pun mendapat kecaman dari berbagai negara hingga kemudian menyerukan agar berbagai produk asal Prancis diboikot menjadi trending di media sosial Indonesia.

Dilansir dari Pikiran Rakyat dalam artikel "6 Kontroversi Presiden Prancis Emmanuel Macron: dari RUU Agama hingga Komentar Soal Islam". Selain pernyataan Emmanuel Macron terkait Islam yang mendapat perhatian dari sejumlah pihak, berikut ini 6 kasus kontroversial lain yang pernah dihadapi oleh sang Presiden.

Baca Juga: Kumpulan Quotes dan Ucapan Selamat untuk Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

1. Emmanuel Macron Diduga Ingin Mereformasi Islam

Dari laman Washington Post, sebuah serangan terjadi di Conflans-Sainte-Honorine atau pinggiran kota Paris.

Korbandari kejadian ini adalah seorang guru sejarah Sekolah Menengah atau setara dengan SMA, Samuel Paty, yang kepalanya dipenggal oleh pelaku. Sebelumnya ia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada para siswa.

Kini total 260 orang tewas di Prancis sejak 2012 lalu dengan pelaku yang mengatasnamakan Islam. Seperti seorang pendeta, Jacques Hamel (85) yang tenggorokannya disayat pada 2016 lalu di desa Saint-Etienne-du-Rouvray, Prancis.

Usai serangan bertahun-tahun dengan kasus serupa, Presiden Emmanuel Macron memutuskan bahwa ia akan mereformasi praktik Islam di Prancis.

Proposal itu disebut akan membatasi dana yang diterima komunitas Muslim di luar neger dan membuat program sertifikat untuk para imam Masjid di Prancis.

Baca Juga: Hati-hati Saat Berlibur, Beredar Uang Palsu Rp800 Juta

Menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, ada sebanyak 50 asosiasi Muslim Prancis yang diduga akan dibubarkan.

Agama Islam di Prancis sendiri merupakan kedua terbesar yang dipeluk oleh masyarakatnya. Sehingga aturan tersebut mengundang kritikan dari cukup banyak pihak.

2. Sebut Islam 'dalam Krisis'

Presiden Emmanuel Macron telah mengumumkan untuk membela nilai-nilai sekuler Prancis terhadap apa yang disebutnya sebagai 'radikalisme Islam'.

Berdasarkan laporan dari laman Aljazeera, ia mengatakan pula bahwa Islam tengah berada dalam krisis di seluruh dunia pada Jumat, 23 Oktober 2020.

"Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami," ujarnya.

Baca Juga: Tuai Kontroversi Karena Menghina Islam, Inilah Profil Presiden Prancis Emmanuel Macron

Pernyataannya kemudian memicu reaksi dari para aktivis muslim, khususnya saat Macron akan mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) pada Desember 2020 mendatang.

RUU tersebut dikeluarkan untuk memperkuat Undang-Undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.

Undang-Undang tersebut nantinya dapat mengizinkan setiap orang menganut agama apapun namun nilai keagamaan di sekolah dan layanan publik diduga akan dilarang.

3. Emmanuel Macron menganggap bahwa Erdogan tak berbelasungkawa

Prancis memanggil Duta Besarnya untuk Turki setelah Presiden negara itu, Recep Tayyip Erdogan mempertanyakan kesehatan mental Presiden Emmanuel Macron.

Tak hanya itu, Erdogan pun mengkritik sikap Presiden Prancis terhadap Islam dan Muslim di negarnaya seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Euro News.

Baca Juga: Ternyata 7 Idol dan Selebriti Korea Selatan Ini Belum Pernah Pacaran

"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan Islam dan Muslim? Apa lagi yang bisa dikatakan kepada kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan dan yang berperilaku seperti ini kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda?," ujarnya di Kayseri, Anatolia.

Namun Emmanuel Macron menganggap bahwa Erdogan tak berbelasungkawa terhadap guru sejarah Prancis yang meninggal dunia karena menjadi korban pemenggalan kepala.

4. Sempat 'Bermasalah' dengan Kaum Wanita

Berdasarkan laporan dari laman Politicio, Presiden Prancis Emmanuel Macron sempat diprotes oleh aktivis feminis tepat setelah ia mengumumkan para menteri yang menjabat dalam pemerintahannya.

Ia diprotes karena Menteri Dalam Negeri Geral Darmanin yang baru diangkatnya dituding telah melakukan pemerkosaan kepada seorang hakim pada 2009 lalu.

Hakim wanita tersebut pun ikut membuka suara bahwa ia diminta bungkam atas kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh Darmanin.

Baca Juga: 92 Tahun, Museum Ini Menjadi Saksi Bisu Sumpah Pemuda, Simak Ulasannya Berikut Ini

Meski Darmanin menolak tuduhan itu, namun kasusnya mempengaruhi pula kepercayaan publik terhadap Emmanuel Macron yang diduga tak dapat mengatasi persoalan itu.

5. Mengaku Salah pada Skandal Benalla

Kepala Keamanan Istana Elysee sekaligus Pengawal Pribadi Presiden Emmanuel Macron, Alexandre Benalla (28) diketahui memukului pengujuk rasa May Day.

Kasus itu kemudian cukup ramai dibincangkan oleh berbagai pihak, bahkan sang Presiden yang pada awalnya tutup mulut akhirnya turut memberi komentar.

Ia menilai bahwa sikap Benalla merupakan 'pengkhianatan' karena ia sebenarnya telah mengawal Macron sejak Pemilu Pilpres Prancis.

Kasus itu kembali hangat dibincangkan usai adanya pernyataan dari Benalla yang mengaku bahwa ia melakukan komunikasi dengan Presiden Prancis dan anggota pemerintah lainnya melalui aplikasi Telegram.

Baca Juga: Viral, Perempuan Ini Tulis Surat Ancaman Akan Bakar Balai Kota DKI

6. Dikecam Usai Komentari Kasus Pemenggalan Guru Prancis

Tersangka pemenggalan guru Prancis berhasil ditembak dan dibunuh oleh polisi setempat.

Terkait dengan itu, Macron mengecam serangan itu dan menyebutnya sebagai 'serangan teroris Islam' dan mendesak rakyatnya untuk bersatu melawan ekstremisme.

Hasil investigasi menunjukkan bahwa tersangka penyerangan yang diidentifikasi sebagai pemuda imigran berusia 18 tahun asal Chechnya telah mengumumkan rencana pembunuhannya melalui akun Twitter pribadi.

Ia bahkan mengunggah potret guru sejarah yang sempat menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW.

"Kepada Macron, pemimpin kaum kafir, saya mengeksekusi salah satu hellhound Anda yang berani meremehkan Muhammad," tulisnya.

Baca Juga: Aktivis Iran Sebut Presiden Prancis Macron Munafik, Giliran Istrinya Dihina Marah

Meski begitu, sikap Emmanuel Macron dinilai dapat memecah belah persatuan dan islamophobia di Prancis dan dunia sehingga ia dikecam.***(Farida Al-Qodariah, Pikiran Rakyat)

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x