LINGKAR MADIUN- Memori keputusasaan pada tahun 2012, melalui cedera pikiran tentang pensiun dan tragedi pribadi hingga puncak tertinggi pada tahun 2021, ini telah menjadi perjalanan Olimpiade yang penting bagi Greysia Polii.
Pasalnya, Greysia dan pasangannya Meiliana Jauhari didiskualifikasi di London 2012 bersama dengan pasangan China dan Korea karena tidak memberikan yang terbaik di lapangan.
Sembilan tahun setelah London 2012, akhirnya Greysia Polii dan Apriyani Rahayu melaju ke final ganda putri di Tokyo 2020 dan menjadi pasangan ganda putri Indonesia pertama di final Olimpiade.
Diskualifikasi di London 2012, pensiunnya pasangannya di Rio 2016 Nitya Krishinda Maheswari operasi bahu dan kehilangan saudara laki-lakinya akhir tahun lalu adalah bola kurva yang dilemparkan kehidupan kepadanya.
Baca Juga: Luar Biasa, Pebulu Tangkis Asal Guatemala Ini Tembus Semifinal Usai Kalahkan Heo Kwanghee
Diskualifikasi di London 2012, kenang Polii, membuatnya berada di jalur untuk tidak pernah menyerah pada mimpinya.
“Begitu banyak orang, bukan hanya saya, telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan juga. Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian Anda. Dan saya tahu saya tidak hanya mengatakannya, saya ingin bersungguh-sungguh setiap hari dalam hidup saya. Saya benar-benar menjalani hari demi hari, itu hanya bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan di final Olimpiade 2021,” ungkapnya.
Periode pasca-Rio 2016 memunculkan masalah lain, karena pasangannya saat itu Nitya Krishinda Maheswari pensiun setelah cedera serius.