Baca Juga: Moderna Kembangkan Vaksin 94,5 Persen Efektif Cegah COVID-19, Ungguli Pfizer
Di halaman masjid juga terdapat jangkar raksasa yang diambil dari kapal dagang VOC yang karam di perairan Buton pada 1592.
Menurut Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Nasional (TACBN) Susanto Zuhdi, Benteng Keraton Buton adalah cagar budaya yang sangat langka jika dilihat dari jenis dan keunikan rancangannya karena jumlahnya sangat sedikit di seluruh Indonesia. Kesultanan Buton adalah pemilik dari benteng ini.
Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 2 tahun 2010 tentang Penetapan Hari Jadi Kota Baubau dan Perubahan Penulisan Baubau disebutkan bahwa Kerajaan Buton bertransformasi menjadi Kesultanan Buton pada 17 Oktober 1541.
Baca Juga: Tingkat Recovery Rate Capai 91 Persen, 9 Kecamatan di Gresik Mulai Memasuki Zona Hijau
Baca Juga: Moderna Kembangkan Vaksin 94,5 Persen Efektif Cegah COVID-19, Ungguli Pfizer
Hal ini ditandai dengan dilantiknya Lakilaponto sebagai Sultan Buton I dengan Gelar Sultan Murhum Kaimuddin Khalifatul Khamis.
Pemandu wisata di Benteng Keraton Buton, Laode M Adam Vatiq menceritakan, Benteng Keraton Buton mulai dibangun pada masa Sultan Buton III La Sangaji yang bergelar Sultan Kaimuddin, yang memerintah Buton pada 1591-1596.
Semula, benteng tersebut hanya dibangun dalam bentuk tumpukan batu yang disusun mengelilingi kompleks istana. Tujuannya untuk membuat pagar pembatas antara komplek istana dengan perkampungan masyarakat sekaligus sebagai benteng pertahanan.
Baca Juga: Tingkat Recovery Rate Capai 91 Persen, 9 Kecamatan di Gresik Mulai Memasuki Zona Hijau