LINGKAR MADIUN - Indonesia kaya akan keindahan alamnya, bagi pecinta ketinggian atau wahana ekstrim keindahan alam dapat dinikmati dengan cara terbang dengan paralayang.
Paralayang merupakan wahana terbang tanpa mesin dengan sayap berbahan parasut dengan total bentang maksimal 12 meter.
Sayap ini dikendalikan melalui jalinan beberapa ruas tali yang saling mengikat sayap dengan dudukan pilot (seat harness) tepat di bawah sayap.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Aparat Tegas Menegakkan Disiplin Protokol Kesehatan
Baca Juga: Gubernur Jawa Timur Serahkan Bantuan 100 Ribu Bibit Kopi Dan 20 Ribu Kg Pupuk Organik
Jalinan tali adalah kemudi layaknya tuas di ruang kokpit pesawat terbang. Paralayang memerlukan area terbuka di lereng bukit atau gunung sebagai area untuk lepas landas dan membutuhkan area permukaan datar untuk mendarat.
Angin menjadi energi penggerak utama yang dibutuhkan bagi pengguna paralayang, agar mampu melayang tinggi di udara.
Ada dua jenis angin yang membuat wahana terbang ini bisa melayang begitu tinggi. Yakni, angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena thermal (thermal lift).
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan Aparat Tegas Menegakkan Disiplin Protokol Kesehatan