LUSSI , Batu Bata Lumpur Lapindo Ramah Lingkungan Karya FT UI

- 6 September 2020, 14:15 WIB
Demonstrasi batu bata ramah lingkungan LUSSI Karya FT UI
Demonstrasi batu bata ramah lingkungan LUSSI Karya FT UI /

 

LINGKAR MADIUN – Mahasiswa Indonesia kembali berprestasi di kancah dunia. Empat mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia berhasil meraih juara 2nd Runner Up Asia pada ajang The 2nd Trail by VINCI Construction.

Mereka adalah Pawestri Cendani (Teknik Sipil Angkatan 2017), Muhammad (Teknik Sipil 2017), Luqmanul Irfan (Teknik Sipil 2017), dan Jilan Athaya (Teknik Lingkungan 2017). Mereka berkreasi di bawah bimbingan dosen FTUI, Mohammed Ali Berawi M.Eng.Sc‎, PhD.

Dalam kompetisi internasional tersebut mereka membuat karya inovasi yang  bertajuk  LUSSI (Lapindo Mud for Super Sustainable Brick). Yakni menyulap lumpur Lapindo sebagai batu bata ramah lingkungan.  

Baca Juga: Luncurkan Produk Baru, Redmi 9C Jagonya Kamera KeCe

Baca Juga: Telah Dibuka, Penerimaan Calon Perwira Prajurit Karir TNI , Persiapkan Diri Anda

Dikutip Tim Lingkar Madiun dari Pikiran Rakyat,pembuatan LUSSI ini terinspirasi bencana lumpur lapindo  dari beberapa tahun silam.  “Berdasarkan data yang kami terima dari lapangan, setidaknya terdapat 35.770.000 m3 lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.Di sisi lain, Indonesia juga memiliki 1.599.000 ton limbah kertas per tahun yang berdampak pada meningkatnya 470.000 ton CO2,” ujar Muhammad, perwakilan para mahasiswa‎ tersebut dalam keterangan tertulis Humas UI  

Selain karena bencana Lapindo, Jilan Athaya , satu dari tim pengkarya, juga mengungkapkan asal mula ide membuat batu bata ramah lingkungan tersebut. Mereka melihat dari fenomena saat ini tentang percepatan pembangunan di Indonesia yang kemudian mengakibatkan kerusakan lingkungan.

Baca Juga: Telah Dibuka, Penerimaan Calon Perwira Prajurit Karir TNI , Persiapkan Diri Anda

Baca Juga: Tidak Mau Pakai Masker di Sidoarjo, Disuruh Doa Bersama di Pemakaman Khusus Covid19

“Batu bata LUSSI dibuat agar  menjadi solusi untuk mengatasi bencana lumpur lapindo, dapat mengurangi kerusakan lingkungan di Indonesia. Dengan demikian, kebutuhan batu bata untuk proses pembangunan tetap dapat terpenuhi tanpa harus merusak lingkungan,” tuturnya

Sesuai dengan namanya batu bata ramah lingkungan, pembuatan LUSSI pun memanfaatkan limbah yang ada  yaitu menggunakan substitusi bahan lumpur Lapindo yang dicampur dengan limbah kertas.

 “Untuk setiap 100.000 batu bata dibutuhkan 66 m3 lumpur dan 66 m3 limbah kertas. Dengan formulasi yang kami rancang tersebut mampu mengurangi sekitar 0,02 ton produksi polusi CO2 untuk setiap 100.000 batu bata yang diproduksi,” ujar Pawestri menambahkan.

Adapun keunggulan batu bata LUSSI dibandingkan batu bata tanah liat, Luqman menerangkan batu bata LUSSI lebih ramah lingkungan, lebih ringan (910  kg/m³ dibandingkan batu bata biasa 1500 kg/m³ atau beton 950 kg/m³).

Dalam pembuatannya LUSSI juga tidak perlu menggali 2- 3 meter yang bisa menyebabkan degradasi tanah.  Sementara itu, jika dilihat dari harga lebih murah. Melalui penemuan baru mereka berharap bisa membuka peluang lapangan pekerjaan baru  bagi  warga di Sidoarjo.***

 

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah