LINGKAR MADIUN – Gunung Semeru meletus atau erupsi pada tanggal 4 Desember 2021 kemarin.
Akibatnya, awan panas dan abu vulkanik tersembur keluar hingga menutupi 4 kecamatan.
Hingga 6 Desember 2021, setidaknya tercatat ada 14 korban jiwa yang ditemukan. Sebagian besar terkubur di dalam lahar dingin.
Hal ini disoroti oleh BPBD Lumajang, bahwa adanya korban jiwa dan korban luka bisa dihindari dan diminimalisir jika adanya antisipasi dari pemerintah.
Baca Juga: Merinding, Ini Pengakuan dan Keanehan Warga Sebelum Gunung Semeru Meletus, Simak Selengkapnya
Dilansir LINGKAR MADIUN, sayangnya, pemerintah kurang memberikan antisipasi bencana apapun, termasuk bencana gunung meletus.
Dilaporkan bahwa, di sekitar Gunung Semeru, terutama di wilayah Desa Curah Kobokan yang terdampak parah tak dipasang Early Warning System (EWS).
Informasi ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kedaruratan dan Rekonstruksi BPBD Lumajang, Joko Sambang pada Minggu, 5 Desember 2021.
Joko mengakui, timbulnya banyak korban akibat letusan gunung ini karena kurangnya langkah antisipasi sebelumnya.