Selain itu, pihaknya juga turut mengungkapkan permohonan maaf terkait proses pengantaran jenazah dari korban yang terkesan tidak jelas dan terbuka.
“Kami sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada wafatnya almarhum dan sebagai pondok pesantren yang konsen terhadap pendidikan karakter anak tentu kita semua berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari,” ungkapnya.
Baca Juga: Resmi! Arema FC Pecat Pelatih Eduardo Almeida Usai Penampilan Naik Turun Tim, Ini Sosok Penggantinya
‘Kami juga meminta maaf kepada orang tua dan keluarga almarhum jika dalam proses pengantaran jenazah dianggap tidak jelas dan tidak terbuka,” tambahnya.
Tak berhenti disitu, pihak Ponpes Gontor Ponorogo turut mengakui adanya temuan dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia dan telah memberikan tindakan tegas kepada para pelakunya.
“Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri, kami memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan almarhum wafat,” ungkapnya.
“Menyikapi hal ini kami langsung bertindak cepat dengan menindak, menghukum, mereka yang terlibat dugaan penganiayaan tersebut,” sambungnya.
Pihak Ponpes Gontor Ponorogo lanjut menjelaskan bahwa dihari yang sama ketika korban AM meninggal dunia, pihaknya telah mengeluarkan para pelaku dari Ponpes dan memulangkan para pelaku kepada orang tuanya masing-masing.
Hal tersebut dilakukan lantaran Ponpes Gontor Ponorogo memiliki prinsip tidak akan mentoleransi segala tindakan kekerasan yang dilakukan oleh santri atau pihak guru sekalipun di ponpesnya.