Gubernur Khofifah Peringatkan 22 Daerah Jatim Waspada Dampak La Nina,Mitigasi Dilakukan Semua Sektor

- 23 Oktober 2020, 05:30 WIB
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Foto: IG @khofifahindarparawansa
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Foto: IG @khofifahindarparawansa /

LINGKAR MADIUN - Sebagai upaya mengantisipasi dampak La Nina di wilayah Jawa Timur, Gubernur Khofifah Indar Parawansa meminta seluruh jajarannya agar segera melakukan mitigasi secara detail dari hulu hingga hilir.

“Saya minta seluruh instansi yang memiliki kemampuan kebencanaan untuk segera memitigasi dari setiap potensi kebencanaa dari hulu hingga hilir. Terutama, pada jalur jalur evakuasi kepada masyarakat jika terdapat bencana banjir, longsor ataupun angin puting beliung,”tegas Khofifah sebagaimana rilis yang dikeluarkan oleh Diskominfo Jatim.

Khofifah menyebutkan dari data yang ia terima dari BMKG terdapat 22 kabupaten/kota di Jawa Timur yang berpotensi terdampak anomali La Nina,dengan intensitas hujan lebat yang dapat disertai kilat ataupun angin kencang.

 Baca Juga: Surati Menkes Terawan, IDI: Vaksin Corona Jangan Tegesa-gesa

Baca Juga: Rekomendasi 4 Aplikasi Reksa Dana untuk Pemula

“Ini dapat berpotensi terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur seperti Kabupaten dan Kota Malang, Probolinggo, Lumajang, Banyuwangi, Trenggalek, Kota Batu.
Selain itu, juga berpotensi terjadi di Kabupaten Jember, Jombang, Nganjuk, Kabupaten dan Kota Madiun, Magetan, Kabupaten dan Kota Blitar, Pasuruan, Bondowoso, Situbondo, Kabupaten dan Kota Mojokerto, Pacitan, Ngawi,”tuturnya.

Tak hanya hujan lebat, Khofifah juga memperingatkan masyarakat agar mewaspadai adanya gelombang tinggi untuk beberapa hari ke depan. Yakni perairan Selatan Jawa Timur dan Samudera Hindia Selatan Jawa Timur yang diperkirakan ketinggian gelombangnya dapat mencapai 3,5 meter.

Termasuk kemungkinan cuaca buruk di wilayah Laut Jawa bagian utara Bawean, Laut Jawa bagian selatan Bawean Perairan Tuban-Lamongan, Perairan Gresik-Surabaya, Perairan Kepulauan Sapudi dan Perairan Kepulauan Kangean.

Baca Juga: Sah! Jokowi Resmikan Jembatan Rp 804 Miliar Di Kendari

Untuk itu pihaknya tidak hanya menugaskan BMKG ataupun BPBD dalam siaga kebencanaan La Nina ini, tetapi juga instansi lainnya seperti Dinsos, Dinas PU Cipta Karya, Dinas Kesehatan, hingga Bappeda, supaya memetakan segala kemungkinan dampak yang akan ditimbulkan bencana tersebut terhadap sektor sosial, ekonomi dan kehidupan masyarakat.

Sebab menurut Khofifah, dampak dari La Nina ini bukanlah hal yang bisa dianggap remeh,melainkan sesuatu yang sangat kompleks karena apabila terjadi sebuah bencana maka tidak menutup kemungkinan menambah kemiskinan baru,seperti kerusakan rumah dan lain-lain.

Baca Juga: Tanggapi Penolakan Omnibus Law, Menkominfo: UU Cipta Kerja Justru Dorong Transformasi Ekonomi

“Kalau kita bisa mendetailkan koordinasi secara operasional, akan bagus dalam melangkah menangani kesiapsiagaan bencana. Kami tidak ingin terlambat merespon adanya fenomena La Nina," terangnya.

Khofifah juga menyampaikan penanganan bencana harus dilakukan secara detail dan terukur,terlebih di saat pandemi seperti ini, khususnya dalam memperhitungkan tempat evakuasi yang diharapkan bisa dilakukan dimana saja dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

 "Kita harus membreakdown, jikalau nanti ada evakuasi. Pandemi covid belum berakhir. Kita sama sama melakukan antisipasi lebih terukur melalui pola mitigasi mulai dari hulu hingga hilir seperti apa,Inilah yang membedakan antara antisipasi resiko bencana alam saat ada dan tidak ada pandemi Covid-19,”jelasnya.***

Editor: Yeha Regina Citra Mahardika

Sumber: Diskominfo Jatim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x