LINGKAR MADIUN – Pengguna Twiter dan Instagram dihebohkan dengan potongan ceramah ulama yang terkesan memperbolehkan umat Islam untuk lebih memilih pejabat koruptor asalkan seiman.
Tokoh Agama Ustad Abdullah Gymnastiar atau kerap dipanggil Aa Gym menuliskan cuitan berupa imbauan dalam memilih pimpinan.
Aa Gym juga mengatakan kalau lebih memilih seorang pimpinan bukan karena jabatan atau kasus yang pernah dialami oleh calon pimpinan tersebut.
Cuitan Aa Gym ini menyatakan bahwa yang terpenting adalah agamanya, bukan karena kasus atau jeratan korupsi yang pernah dilakukan.
Baca Juga: 3 Tingkatan Ilmu Menurut Ulama, Anda Berada di Tingkatan Mana?
“Lebih baik pilih pimpinan koruptor tapi muslim daripada pemimpin jujur, bersih tapi kafir,” begitulah cuitan dari akun yang pertama kali menyebarkan video itu.
Dalam cuitan yang tersebar luas di Twitter tersebut, Ustad Aa Gym telah menanggapinya melalui akun resmi @aagym.
Akun resmi Aa Gym itu menyatakan bahwa berita yang trending di Twitter itu adalah berita bohong atau hoaks.
Karena berita tersebut sebenarnya sudah beredar sejak 2017 dan mengenai konten palsu tersebut juga sudah dikonfirmasi oleh Aa Gym sebelumnya.
Dengan penjelasan dari Aa Gym sendiri dengan mengklarifikasi bahwa konten tersebut hoaks dan memiliki tujuan yang memitfah ulama atau menjelekkan nama baik Abdullah Gymnastiar.
“Ini TWITTER HOAX, bukan tulisan Aa, ini tulisan orang yang tak menghormati dan suka memfitnah ulama. Semoga diampuni Alloh dan dapat hidayah,” ujar Aa Gym melalui akun resminya.
Bahkan Aa Gym sendiri tidak mendoakan hal yang buruk kepada pelaku yang diduga menjelekkan nama Aa Gym pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhid tersebut.
Baca Juga: Yakjuj dan Makjuj Bukan Keturunan Adam dan Hawa? Ini Penjelasan dari Para Ulama
Malahan Aa Gym mendoakan sang pelaku mendapatkan pengampunan dari Tuhan dan mendoakan sang pelaku supaya mendapatkan hidayah.
Dengan selesainya konfirmasi dan klarifikasi dari Aa Gym diharapkan tidak terjadi lagi, karena Aa Gym sebagai pendakwah dan tokoh agama juga telah mengonfirmasi bahwa itu berita bohong.***