Awalnya Tidak Disebut Sumpah Pemuda? Simak 5 Fakta Menarik Tentang Sumpah Pemuda

- 27 Oktober 2020, 19:00 WIB
Ilustrasi Sumpah Pemuda
Ilustrasi Sumpah Pemuda /

Baca Juga: BLT BPJS Ketenagakerjaan Subsidi Gaji Gelombang 2 Cair, Berikut Jadwal dari Kemnaker

Tak hanya pembicara, notulen rapat dalam kongres pun ditulis menggunakan bahasa Belanda. Meski begitu ada juga yang mahir berbahasa Melayu yang kelak menjadi bahasa Indonesia, yakni Mohammad Yamin. Ia bertugas sebagai Sekretaris Sidang dan menerjemahkan pidato serta kesepakatan sidang ke dalam bahasa Melayu. 

  1. ‘Merdeka’ Jadi Kata Terlarang dalam Kongres 

Yel-yel “Merdeka” yang sudah berulang kali berkumandang, tepatnya sejak Kongres pertama berlangsung, rupanya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Belanda. Sampai-sampai polisi Belanda harus mengawasi dengan ketat jalannya Kongres. Belanda lantas mengeluarkan larangan kata “Merdeka” dalam Kongres.

  1. Hanya Ada 6 Perempuan yang Ikut Kongres 

Peran perempuan dalam Kongres Pemuda II tidak begitu menonjol. Ini ditandai pula dengan sangat sedikitnya jumlah peserta pemudi yang hadir dalam kongres. 

Berdasarkan buku resmi Panduan Museum Sumpah Pemuda, peserta kongres yang tercatat hanya ada 82 orang. Padahal sejatinya ada 700-an peserta yang hadir di gedung yang digunakan untuk melangsungkan kongres.

 Baca Juga: BMKG: Lebak Banten Diguncang Gempa Pukul 07.33 Pagi Ini

Baca Juga: Basmi Hoax Pilkada 2020, Google Siapkan Fitur dan Informasi Mendidik

Peserta perempuan sendiri hanya ada enam orang, yaitu Dien Pantow, Emma Poeradiredjo, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernamawoelan, dan Siti Soendari. Dari keenam peserta perempuan tersebut, hanya tiga peserta yang turut menyampaikan pidatonya dalam kongres, yakni Mardanas Safwan, Emma Poeradiredjo dan Siti Soendari. 

  1. Naskah Sumpah Pemuda Ditulis oleh Satu Orang 

Mohammad Yamin yang menjadi Sekretaris dalam kongres turut mengikuti rapat marathon yang digelar 27-28 Oktober 1928. Ia juga berdiskusi bersama utusan lain dari berbagai daerah. Berdasarkan diskusi dalam rapat tersebut, tercetuslah Ikrar Pemuda. 

Yamin sendiri bertugas untuk meramu rumusan dari hasil diskusi. Hebatnya, tak butuh waktu lama bagi Yamin untuk merumuskan Ikrar Pemuda yang kemudian ia serahkan kepada kepala Kongres, Soegondo Djojopoespito. 

Halaman:

Editor: Khoirul Ma’ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x