Lingkar Madiun– Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar seminar international yang menghadirkan Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan RI.
Dalam semintar international tersebut, Sri Mulyani menegaskan bahwa krisis ekonomi yang dialami Indonesia akibat pandemi Covid-19 berbeda dengan krisis-krisis sebelumnya.
Ia mengatakan bahwa krisis kali ini bukan hanya berdampak pada sektor ekonomi tapi juga pada kesehatan masyarakat. Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa krisis ekonomi saat ini menghantam kesegala sektor.
Baca Juga: Setelah Gelar Perkara, Kasus Kebakaran Gedung Kejagung Masuk Tahap Penyidikan
Sri Mulyani berharap LPS harus tetap diperkuat agar mampu mengambil langkah-langkah antisipatif dalam menyelesaikan masalah keuangan.
Indonesia pernah dilanda krisis ekonomi pada 1997-1998, yang mengakibatkan inflasi yang mencapai 70 persen sehingga sektor korporasi dan perbankan benar-benar tertekan.
Sementara krisis saat ini tidak hanya menekan korporasi dan perbankan tetapi juga menyeret sektor UMKM.
Baca Juga: Ada Wacana Pilkada Ditunda, KPU Jatim Lakukan Evaluasi Penerapan Protokol Kesehatan
Pemerintah akan merancang kebijakan dan instrumen serta membahasnya dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengidentifikasi potensi efek domino Covid-19 terhadap stabilitas sistem keuangan.
Sri Mulyani menambahkan bahwa peranan LPS dalam pemulihan ekonomi akan sangat penting.
Ia juga mengapresiasi seminar internasional LPS dalam meningkatkan kemampuan dan kesiapan menghadapi masalah perbankan dan menangani tekanan perbankan juga memberikan resolusi dengan cara yang paling kredibel.
Baca Juga: Ini Penyebab Kebakaran Gedung Kemensos Diduga karena Korsleting Listrik
Menurut Sri Mulyani rencana ke depannya, pihaknya akan terus waspada apalagi dengan semakin terbangunnya kinerja korporasi yang tentunya akan mempengaruhi kinerja sistem keuangan. Salah satu yang terpenting adalah sistem perbankan.
Ini semua merupakan wilayah di mana pemerintah bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan akan terus memantau, membahas serta merancang semua respons kebijakan yang diperlukan agar dapat memfasilitasi serta memitigasi risiko yang dapat membahayakan dari pemulihan yang sangat rapuh ini.
Sri Mulyani menuturkan forum internasional ini akan memberi perspektif serta pertukaran pengalaman pada saat yang sama, saling belajar bagaimana kebijakan dan instrumen langkah-langkah dapat diadopsi ketika ekonomi tertentu yang terkena dampak pandemi ini perlu merespons secara tepat waktu dan efektif.***