LINGKAR MADIUN- Berdasar hasil surveinya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pada periode September minggu keempat terjadi inflasi sebesar sebesar 0,01 persen (mtom).
Sementara inflasi tahun kalender sebesar 0,95 persen (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,48 persen (yoy).K. BI menilai tingkat inflasi pada periode ini rendah dan terkendali.
Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko, mengatakan terkait dengan aliran modal asing hingga mingga keempat bulan September ini premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahunan naik ke 116,04 basis poin (bps) per 24 September 2020 dari 91,55 bps per 18 September 2020.
Baca Juga: Denda Operasi Yustisi Terkumpul Hampir Rp 7 Juta Akan Masuk Kas Daerah
Baca Juga: Potensi Tsunami Capai 20 Meter, Begini Panduan Mitigasinya
Berdasarkan data transaksi 21-24 September 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,62 triliun, dengan beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,06 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,68 triliun.
"Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp167,44 triliun," ungkap Onny.
Ia juga menambahkan bahwa penyumbang utama inflasi pada periode tersebut antara lain berasal dari komoditas minyak goreng sebesar 0,02 persen (mtm), bawang putih dan cabai merah masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Baca Juga: Rangkul Perekonomian Warga, Polres Madiun Gelar Kontes Aquascape
Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI, SCTV, Trans 7 Hari Ini Sabtu, 26 September 2020
"Untuk komoditas yang menyumbang deflasi pada periode itu dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,04 persen (mtm), daging ayam ras sebesar -0,02 persen (mtm), bawang merah sebesar -0,02 persen (mtm), jeruk, cabai rawit, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm)," imbuhnya.