Terbongkar Asal-usul Ramalan Jayabaya yang Terkenal Sakti, Berasal dari Tokoh Wali

4 Desember 2020, 13:08 WIB
ramalan jayabaya /PIXABAY/LEE_SEONGHAK

Lingkar Madiun- KH Said Aqil Siraj Ketua Umum PBNU pernah memberikan ceramah pengajian yang mengisahkan tentang para ulama yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa, termasuk asal-usul lahirnya ramalan Jayabaya yang terkenal.

Berikut kisah asal-usul ramalan Jayabaya dari seorang Wali asal An-Nisaburi menurut KH Said Aqil Siraj.

Orang yang pertama kali membawa Al-Qur’an di pulau Jawa adalah Syekh Subakir. Kitab Al-Qur’an ini diperkenalkan kepada Ratu Shima, Raja Kerajaan Kalingga di Jepara.

Baca Juga: 5 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Kamu Harus Tahu

Baca Juga: 5 Pengakuan Mengejutkan BLACKPINK yang Bikin Syok Netizen

Walaupun Ratu ini tidak masuk Islam secara terang-terangan (membaca syahadat) tetapi ia memahami kandungan isi Al-Qur’an, yakni melaksanakan keadilan seadil-adilnya.

Maka Ratu Shima di kemudian hari dikenal sebagai ratu yang paling adil. Dan masyarakatnya dibebaskan memeluk agama Islam.

Syekh Subakir juga memiliki tugas mengikat makhluk-makhluk jahat yang ada di Jawa. Makhluk-makhluk jahat itu dikerangkeng atau diikat dan kemudian dibuang di laut selatan.

Baca Juga: 5 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Kamu Harus Tahu

Baca Juga: 5 Pengakuan Mengejutkan BLACKPINK yang Bikin Syok Netizen

Kecuali dua makhluk yang tidak mengganggu Islam, yaitu Sang Hyang Semar dan Sang Hyang Togog. Keduanya tidak mengganggu Islam.

Setelah Syekh Subakir, datang juga ulama kedua yang membawa agama Islam ke Jawa, yakni Syekh Riasiddin An-Nisaburi terkenal dengan nama Mbah Washil.

Mbah Washil ini membawa kitab berjudul ‘Al Asrar’ kitab yang menjelaskan tentang rahasia-rahasia.

Baca Juga: 5 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Kamu Harus Tahu

Baca Juga: 5 Pengakuan Mengejutkan BLACKPINK yang Bikin Syok Netizen

Kitab tersebut diajarkan kepada Raja Jaya Katwang (Jayabaya), Raja Daha Kediri. Mbah Washil mengajarkan kitab itu kepada Raja Jayabaya yang dikemudian hari ajaran itu dikenal dengan ramalan Jayabaya. Makam Mbah Washil ada di belakang masjid kota Kediri.

Setelah itu datanglah sekelompok para pendakwah ke Indonesia. Salah satunya adalah Syekh Hasanuddin yang mendirikan pesantren di Jawa Barat yang didirikan pada tahun 1410 M.

Syekh Hasanuddin berasal dari Cina dan terkenal dengan panggilan Syekh Quro. Bertempat di desa Rengasdengklok Karawang. Quro berasal dari Qori’ yang berarti orang yang mengajarkan Al-Qur’an.

Baca Juga: 5 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Kamu Harus Tahu

Baca Juga: 5 Pengakuan Mengejutkan BLACKPINK yang Bikin Syok Netizen

Syekh Qura memiliki murid yang bernama Subanglarang, anaknya Ki Gede Tapa kepala Bandar Pelabuhan Cirebon. Subanglarang merupakan perempuan yang cantik jelita.

Suatu ketika, Raja Siliwangi mendengar ada agama Islam tersebar di Karawang ingin dan membunuh Syekh Quro.

Namun, setelah sampai di Pesantren Syekh Quro, Raja Siliwangi mendengar Subanglarang membaca Al-Qur’an yang membuat Raja Siliwangi jatuh hati. Dan langsung melamarnya. Tetapi sebagai syarat, Syekh Quro meminta Raja Siliwangi untuk masuk Islam terlebih dahulu.

Baca Juga: 5 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Kamu Harus Tahu

Baca Juga: 5 Pengakuan Mengejutkan BLACKPINK yang Bikin Syok Netizen

“Lalu mas kawinnya apa?” tanya Raja Siliwangi. “Lintang kerti (tasbih),” jawab Syekh Quro. “Baik, akan saya cari di semua wilayah kekuasaan saya...” kata Raja Siliwangi. “Tidak ada di sini, adanya di Arab.” “Gampang, saya akan terbang ke sana”, jawab Raja Siliwangi.

Kemudian Raja Siliwangi keluar dari pesantren, lalu membawa mantra “Hong”. Biasanya setelah melafalkan mantra tersebut Raja Siliwangi langsung terbang. Namun ternyata saat itu ia tidak bisa. Kemudian Syekh Quro berkata: “Kalau kamu mau terbang, baca dulu Bismillahirrohmanirrohim baru Hong”.

Hal tersebut dipraktekkan oleh Raja Siliwangi dan langsung bisa terbang. Tidak lama kemudian kembali lagi membawa tasbih. Lalu terjadilah pernikahan antara Raja Siliwangi yang beragama Budha dan Subanglarang.

Baca Juga: 5 Pantangan Orang Jawa yang Tidak Boleh Dilanggar, Kamu Harus Tahu

Baca Juga: 5 Pengakuan Mengejutkan BLACKPINK yang Bikin Syok Netizen

Dari Pernikahannya dengan Subanglarang lahirlah Syekh Rahmatullah (Sunan Rahmat Suci) yang makamnya di gunung Godhog Garut. Yang kedua Syekh Somadullah yang terkenal dengan Ki Kuwu Sangkan atau Kian Santang.

Selanjutnya yang ketiga perempuan yang bernama Rarasantang yang menikah dengan seorang Habib bernama Sayyid Abdullah Ahmad Khan yang akhirnya memiliki anak bernama Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Djati).

Kemudian anak yang kedua yaitu Syekh Somadullah (Kian Santang) menggantikan Raja Siliwangi beragama Islam dan akhirnya rakyat Padjajaran ikut Raja Kian Santang memeluk agama Islam.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi

Tags

Terkini

Terpopuler