LINGKAR MADIUN- Tak disangka, kini anak bungsu pengusaha almarhum Akidi Tio, Heriyanti sedang menjalani proses pemeriksaan akibat dugaan penipuan sumbangan senilai Rp 2 T untuk penanganan Covid-19 yang viral baru-baru ini.
Sumbangan Rp 2 Triliun tersebut dinilai bermasalah sejak 26 Juli lalu. Saat itu, Heriyanti secara simbolis memberikan bantuan Rp 2 Triliun kepada Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Eko Indra Heri.
Baca Juga: Krisdayanti Blak-blakan Soal Penyesalannya Pada Aurel dan Azriel di Masa Lalu, Ternyata Begini
Sejak saat itu, sumbangan senilai Rp 2 Triliun tersebut belum pernah terlihat secara fisik atau ditransfer kepada Kapolda Sumatera Selatan selaku pihak yang diberi kewenangan keluarga almarhum Akidi Tio hingga saat ini.
Tak khayal, kini publik pun turut mempertanyakan kebenaran dari dana sumbangan senilai Rp 2 Triliun yang hendak diberikan tersebut.
Baca Juga: Resep Praktis Golden Milk untuk Perkuat Sistem Imun Tangkal Virus dan Penyakit
Magician Denny Darko turut merespon terkait kabar sumbangan Akidi Tio sebesar Rp 2 Triliun untuk penanganan Covid-19 yang ternyata bermasalah melalui sinyal kartu tarotnya.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan dalam unggahan video terbaru di kanal Youtubenya berjudul ‘Live! Ternyata ada ini di balik dugaan sumbangan prank 2T Keluarga Akidi Tio!!!’ pada 2 Agustus 2021.
Baca Juga: Sering Dicibir Saat Berpolitik, Krisdayanti Jelaskan Hal Ini Sebagai Komitmennya Membantu Perempuan
Dalam terawangannya, Denny mengambi kartu tarot pertama yang menunjukkan Six of The Cup yang bermakna dimana segala sesuatu tidak bisa dipastikan benar atau tidak serta ada banyak alternatif varian realita yang membuat masyarakat tidak bisa memastikan.
“Sehingga kalau kita katakan apakah uangnya ada atau tidak saat ini, kita bisa bilang tidak ada dan ada, masih fifty-fifty, karena belum dibuktikan,” ujar Denny.
Menurutnya, benar atau tidaknya kabar mengenai sumbangan senilai Rp 2 Triliun tersebut tidaklah penting. Namun yang menjadi permasalahan menurutnya adalah kebiasaan dari masyarakat yang mudah percaya terhadap kabar yang kini tersiar.
“Kalau memang seperti itu, artinya gak penting uangnya ada atau tidak, yang paling penting di sini adalah saat ada seseorang mau menyumbang senilai sesuatu kenapa kita langsung percaya,” ujar Denny.
“Celakanya kita sekarang tanpa sadar menganut hal-hal seperti post truth, kita kadung percaya apa yang kita lihat karena itu sesuai dengan kesukaan emosi kita dan terus kita bagikan serta merta dan secepat mungkin,” terangnya.
Denny menilai jika kebiasaan tersebut terus dilakukan maka bisa jadi nantinya akan merusak hal yang lebih besar lagi yakni sesuatu yang buruk akan tersebar dengan cepat. Bahkan ia mengungkapkan bahwa hal tersebut akan lebih mematikan dari wabah Covid-19.***