Menguak Ramalan Jayabaya dan Ronggowarsito Tentang Peristiwa Tahun 1945, 2019, 2020, Hingga 2021

- 6 Desember 2020, 08:55 WIB
ilustrasi pegunungan dengan burung-burung terbang
ilustrasi pegunungan dengan burung-burung terbang /Pixabay/

Lingkar Madiun- Telah kita ketahui dua tokoh dari Jawa sebagai peramal atau pembaca masa depan Nusantara yaitu Prabu Jayabaya dari Kediri dan pujangga Jawa Ronggowarsito dari kasuhunan Surakarta.

Karena ramalan Jayabaya dan Ronggowarsito tidak pernah meleset, banyak masyarakat yang meyakini bahwa ramalan keduanya yang belum terjadi akan terwujud pada masa sekarang dan masa depan.

Menjelang tahun 2021, nama Ronggowarsito dan Jayabaya kembali mengemuka, mengingat banyak masyarakat ingin mengetahui tentang peristiwa yang akan terjadi pada tahun 2021.

Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal

Baca Juga: Jadwal Acara Minggu 6 Desember 2020 TransTV, Trans7, Indosiar: Ada Anugerah Bangga Buatan Indonesia

Namun sebelum membahas ramalan Jayabaya perihal peristiwa yang akan terjadi pada tahun 2021 yang diprediksi sebagai hari kiamat kubro.

Kita akan bahas terlebih dahulu ramalan Ronggowarsito yang berkaitan dengan peristiwa pada tahun 1930, 1945, 2019 hingga 2020.

Ronggowarsito adalah pujangga Jawa keraton Surakarta yang hidup pada tahun 1802-1873. Selama hidupnya Ronggowarsito telah melahirkan banyak karya sastra. Salah satu karya sastranya yang sangat tersohor dan masih banyak di kaji oleh para ilmuwan hingga sekarang adalah serat Jaka Lodang.

Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur

Baca Juga: Tanpa Daftar, Dana BLT Rp3,5 Juta Cukup Cek NIK KTP di Website Berikut

Dalam karyanya tersebut Ronggowarsito bukan hanya meramalkan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 1930 dan 1945. Namun juga pada tahun 2019 hingga 2020.

Peristiwa tahun 2019 hingga 2020 yang diwarnai dengan pagebluk dan bencana sudah diprediksi oleh Ronggowarsito melalui serat Jaka Lodang.

Namun, prediksi tersebut tidak diketahui oleh banyak orang, mengingat selain susah untuk di dapatkan, karya Ronggowarsito juga masih ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa.

Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal

Baca Juga: Jadwal Acara Minggu 6 Desember 2020 TransTV, Trans7, Indosiar: Ada Anugerah Bangga Buatan Indonesia

Karena itu, untuk mengetahui perihal kandungan dari karya tersebut, karya tersebut pun pada akhirnya diterjemahkan dalam bahasa yang mudah untuk kita pahami.

Berikut terjemahan ramalan Ronggowarsito dalam serat Jaka Lodang:

  • Pupuh Sinom

Suatu waktu seluruh kehendak tak ada yang terwujud

apa yang di cita-citakan akan berantakan

apa yang dirancang menjadi gagal

yang ingin menang malah kalah

karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan

yang tampak hanya perbuatan tercela

orang besar akan kehilangan kebesarannya

lebih baik nama tercemar daripada mati

sedangkan yang kecil tidak mau tau akan keterbatasannya

 

Banyak orang alim tetapi hanya bersifat semu

di luar tampak putih

namun di dalam kuning

banyak ulama berbuat maksiat

menghisap ganja

berbuat selingkuh

minum-minuman keras

berjudi

 

Banyak haji melempar dan melepas ikat kepalanya

para wanita kehilangan kewanitaannya

karena pengaruh harta benda

semua itu hanya kebendaan yang menjadi tujuannya

diantara para saudagar dan pedagang

hanya harta bendalah yang dihormati

seluruh isi dunia penuh dengan penderitaan

kesengsaraan makin menjadi-jadi

Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur

Di tahun Jawa 1860 atau 1930 M yang akan menjadi tonggak sejarah

Pada akhirnya penderitaan yang akan terjadi

Pada saat semua mulai bertobat dan menyerahkan diri kepada kekuasaan Tuhan dengan sepenuh hati.

  • Pupuh Gambuh

Mendengar semua itu

Mbok perawan merasa sedih

Kemudian jaka lodang berkata lagi

Tetapi ketahuilah

Bahwa ada hukum, sebab musabab

Di dalam ramalan yang sudah ditentukan

Haruslah diusahakan agar segera dapat terjadi

 

Zaman masih sama pada akhir pertengahan tahun Jawa 1877/1945 M

akan ada keadilan antara sesama manusia

dan itu sudah menjadi kehendak Tuhan

Di waktu itulah seolah-olah orang yang mengantuk mendapat ketuk

yang berada banyak di jalan

Yang mendapat gembira hatinya

sebab di dalam benda tersebut

Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal

  • Pupuh Megatruh

Joko lodang datang berayun-ayun

Diantara dahan-dahan pohon

Kemudian duduk tanpa kesopanan

Dan berkata dengan keras

Ingat-ingatlah

Sudah menjadi kehendah Tuhan

Bahwa gunung-gunung yang tinggi itu

Akan merendah

Sedangkan jurang yang curam

Akan tampil ke permukaan

Karena kalah perang

Maka akan diusir dari negerinya

 

Namun jangan salah terima

Menguraikan kata-kata ini

Sebab bagaimanapun juga

Meskipun merendah

Jika gunung akan tetap masih terlihat bekasnya

Lain sekali dengan jurang yang curam

Jika tidak ada tanggulnya

Sangat rawan dan mudah longsor

Yang dimaksud dengan curam dan gunung

Bukanlah bersifat fisik

Namun hanya sebagai perlambang

Semuanya yang diturkan dimuka

Sudah kehendak Tuhan

Dan akan terjadi pada tahun Jawa 1850/1919 hingga 1920 M

Setelah kamu mencermati dengan seksama atas kandungan serat Jaka Lodang tersebut, kita dapat menangkap makna yang tersirat di dalam karya tersebut.

Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur

Pada pupuh Sinom kita dapat memahami bahwa ketika setiap usaha maksimal yang dilakukan banyak orang pada tahun 1930 selalu mengalami kegagalan. Mereka menyadari bahwa tahun 1930 yang diwarnai dengan meletusnya gunung Merapi tersebut sebagai masa datangnya hukuman Tuhan.

Datangnya hukuman Tuhan pada tahun1930 karena banyak orang munafik yang berlarut-larut melakukan perbuatan maksiat, menyimpang dari kodrat dan terlebih mempertahankan benda-benda.

Manakala hukuman Tuhan semakin membuat hidup dalam penderitaan biasanya mereka akan bertobat. Itulah penyakit, dimana setiap insan selalu bertobat bila mendapat azab dari Tuhan. Selalu lupa bila telah mendapatkan anugerah dari Tuhan.

Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal

Pada pupuh Megatruh, kita dapat menagkap bahwa Ronggowarsito sekedar menegaskan tentang hukum sebab musabab yang terjadi pada tahun 1945, dengan demikian setiap kejahatan yang ditanam oleh setiap orang pada saat itu akan menuai penderitaan. Dimana kebajikan yang ditanam akan menuai kebahagiaan.

Tidak heran bila bangsa nusantara yang sekian lama hidup dalam cengkeraman bangsa kolonial baik itu Belanda maupun Jepang pada waktu itu menuai kemerdekaan setelah sekian lama melakukan perjuangan.

Bangsa nusantara yang memperoleh anugerah Tuhan yang berupa kemerdekaan tersebut dilambangkan dengan “ngantuk nemu ketuk”.

Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur

Melalui pupuh Gambuh, dalam serat Jaka Lodang Ronggowarsito mengajarkan bahwa ketika bumi di dera oleh hukuman Tuhan baik berupa pagebluk maupun bencana alam, orang-orang yang semula tinggi dan hidup bergelimang harta benda sebagaimana dilambangkan  dengan gunung akan menyadari kekhilafannya.

Sementara orang-orang bawah sebagaimana dilambangkan dengan jurang yang mendapat pertolongan dari para dermawan tersebut akan terdongkrak nasib hidupnya.

Peristiwa dimuka yang terjadi pada tahun 2020 dimana sewaktu terjadi pagebluk/pandemi Covid-19, banyak penguasa yang kaya raya mengalami kebangkrutan. Sementara banyak orang yang kekurangan harta benda mendapat bantuan dari pemerintah dan para dermawan.

Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal

Sungguh pun demikian, hendaklah mereka selalu ingat kepada Tuhan dan waspada terhadap setiap peristiwa yang melingkupinya. Karena sewaktu-waktu keadaan akan kembali seperti semula.***

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: YouTube Pawarta Jawa TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah