Lingkar Madiun- Telah kita ketahui dua tokoh dari Jawa sebagai peramal atau pembaca masa depan Nusantara yaitu Prabu Jayabaya dari Kediri dan pujangga Jawa Ronggowarsito dari kasuhunan Surakarta.
Karena ramalan Jayabaya dan Ronggowarsito tidak pernah meleset, banyak masyarakat yang meyakini bahwa ramalan keduanya yang belum terjadi akan terwujud pada masa sekarang dan masa depan.
Menjelang tahun 2021, nama Ronggowarsito dan Jayabaya kembali mengemuka, mengingat banyak masyarakat ingin mengetahui tentang peristiwa yang akan terjadi pada tahun 2021.
Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal
Baca Juga: Jadwal Acara Minggu 6 Desember 2020 TransTV, Trans7, Indosiar: Ada Anugerah Bangga Buatan Indonesia
Namun sebelum membahas ramalan Jayabaya perihal peristiwa yang akan terjadi pada tahun 2021 yang diprediksi sebagai hari kiamat kubro.
Kita akan bahas terlebih dahulu ramalan Ronggowarsito yang berkaitan dengan peristiwa pada tahun 1930, 1945, 2019 hingga 2020.
Ronggowarsito adalah pujangga Jawa keraton Surakarta yang hidup pada tahun 1802-1873. Selama hidupnya Ronggowarsito telah melahirkan banyak karya sastra. Salah satu karya sastranya yang sangat tersohor dan masih banyak di kaji oleh para ilmuwan hingga sekarang adalah serat Jaka Lodang.
Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur
Baca Juga: Tanpa Daftar, Dana BLT Rp3,5 Juta Cukup Cek NIK KTP di Website Berikut
Dalam karyanya tersebut Ronggowarsito bukan hanya meramalkan tentang peristiwa yang terjadi pada tahun 1930 dan 1945. Namun juga pada tahun 2019 hingga 2020.
Peristiwa tahun 2019 hingga 2020 yang diwarnai dengan pagebluk dan bencana sudah diprediksi oleh Ronggowarsito melalui serat Jaka Lodang.
Namun, prediksi tersebut tidak diketahui oleh banyak orang, mengingat selain susah untuk di dapatkan, karya Ronggowarsito juga masih ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa.
Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal
Baca Juga: Jadwal Acara Minggu 6 Desember 2020 TransTV, Trans7, Indosiar: Ada Anugerah Bangga Buatan Indonesia
Karena itu, untuk mengetahui perihal kandungan dari karya tersebut, karya tersebut pun pada akhirnya diterjemahkan dalam bahasa yang mudah untuk kita pahami.
Berikut terjemahan ramalan Ronggowarsito dalam serat Jaka Lodang:
- Pupuh Sinom
Suatu waktu seluruh kehendak tak ada yang terwujud
apa yang di cita-citakan akan berantakan
apa yang dirancang menjadi gagal
yang ingin menang malah kalah
karena datangnya hukuman yang berat dari Tuhan
yang tampak hanya perbuatan tercela
orang besar akan kehilangan kebesarannya
lebih baik nama tercemar daripada mati
sedangkan yang kecil tidak mau tau akan keterbatasannya
Banyak orang alim tetapi hanya bersifat semu
di luar tampak putih
namun di dalam kuning
banyak ulama berbuat maksiat
menghisap ganja
berbuat selingkuh
minum-minuman keras
berjudi
Banyak haji melempar dan melepas ikat kepalanya
para wanita kehilangan kewanitaannya
karena pengaruh harta benda
semua itu hanya kebendaan yang menjadi tujuannya
diantara para saudagar dan pedagang
hanya harta bendalah yang dihormati
seluruh isi dunia penuh dengan penderitaan
kesengsaraan makin menjadi-jadi
Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur
Di tahun Jawa 1860 atau 1930 M yang akan menjadi tonggak sejarah
Pada akhirnya penderitaan yang akan terjadi
Pada saat semua mulai bertobat dan menyerahkan diri kepada kekuasaan Tuhan dengan sepenuh hati.
- Pupuh Gambuh
Mendengar semua itu
Mbok perawan merasa sedih
Kemudian jaka lodang berkata lagi
Tetapi ketahuilah
Bahwa ada hukum, sebab musabab
Di dalam ramalan yang sudah ditentukan
Haruslah diusahakan agar segera dapat terjadi
Zaman masih sama pada akhir pertengahan tahun Jawa 1877/1945 M
akan ada keadilan antara sesama manusia
dan itu sudah menjadi kehendak Tuhan
Di waktu itulah seolah-olah orang yang mengantuk mendapat ketuk
yang berada banyak di jalan
Yang mendapat gembira hatinya
sebab di dalam benda tersebut
Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal
- Pupuh Megatruh
Joko lodang datang berayun-ayun
Diantara dahan-dahan pohon
Kemudian duduk tanpa kesopanan
Dan berkata dengan keras
Ingat-ingatlah
Sudah menjadi kehendah Tuhan
Bahwa gunung-gunung yang tinggi itu
Akan merendah
Sedangkan jurang yang curam
Akan tampil ke permukaan
Karena kalah perang
Maka akan diusir dari negerinya
Namun jangan salah terima
Menguraikan kata-kata ini
Sebab bagaimanapun juga
Meskipun merendah
Jika gunung akan tetap masih terlihat bekasnya
Lain sekali dengan jurang yang curam
Jika tidak ada tanggulnya
Sangat rawan dan mudah longsor
Yang dimaksud dengan curam dan gunung
Bukanlah bersifat fisik
Namun hanya sebagai perlambang
Semuanya yang diturkan dimuka
Sudah kehendak Tuhan
Dan akan terjadi pada tahun Jawa 1850/1919 hingga 1920 M
Setelah kamu mencermati dengan seksama atas kandungan serat Jaka Lodang tersebut, kita dapat menangkap makna yang tersirat di dalam karya tersebut.
Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur
Pada pupuh Sinom kita dapat memahami bahwa ketika setiap usaha maksimal yang dilakukan banyak orang pada tahun 1930 selalu mengalami kegagalan. Mereka menyadari bahwa tahun 1930 yang diwarnai dengan meletusnya gunung Merapi tersebut sebagai masa datangnya hukuman Tuhan.
Datangnya hukuman Tuhan pada tahun1930 karena banyak orang munafik yang berlarut-larut melakukan perbuatan maksiat, menyimpang dari kodrat dan terlebih mempertahankan benda-benda.
Manakala hukuman Tuhan semakin membuat hidup dalam penderitaan biasanya mereka akan bertobat. Itulah penyakit, dimana setiap insan selalu bertobat bila mendapat azab dari Tuhan. Selalu lupa bila telah mendapatkan anugerah dari Tuhan.
Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal
Pada pupuh Megatruh, kita dapat menagkap bahwa Ronggowarsito sekedar menegaskan tentang hukum sebab musabab yang terjadi pada tahun 1945, dengan demikian setiap kejahatan yang ditanam oleh setiap orang pada saat itu akan menuai penderitaan. Dimana kebajikan yang ditanam akan menuai kebahagiaan.
Tidak heran bila bangsa nusantara yang sekian lama hidup dalam cengkeraman bangsa kolonial baik itu Belanda maupun Jepang pada waktu itu menuai kemerdekaan setelah sekian lama melakukan perjuangan.
Bangsa nusantara yang memperoleh anugerah Tuhan yang berupa kemerdekaan tersebut dilambangkan dengan “ngantuk nemu ketuk”.
Baca Juga: 5 Isi Ramalan Jayabaya Dalam Kitab Musarar, Hingga Kegaduhan Dahsyat Di Jawa Timur
Melalui pupuh Gambuh, dalam serat Jaka Lodang Ronggowarsito mengajarkan bahwa ketika bumi di dera oleh hukuman Tuhan baik berupa pagebluk maupun bencana alam, orang-orang yang semula tinggi dan hidup bergelimang harta benda sebagaimana dilambangkan dengan gunung akan menyadari kekhilafannya.
Sementara orang-orang bawah sebagaimana dilambangkan dengan jurang yang mendapat pertolongan dari para dermawan tersebut akan terdongkrak nasib hidupnya.
Peristiwa dimuka yang terjadi pada tahun 2020 dimana sewaktu terjadi pagebluk/pandemi Covid-19, banyak penguasa yang kaya raya mengalami kebangkrutan. Sementara banyak orang yang kekurangan harta benda mendapat bantuan dari pemerintah dan para dermawan.
Baca Juga: Giroud Tampil Cemerlang, Chelsea Rebut Puncak Klasemen LIga Inggris Jelang Tottenham vs Arsenal
Sungguh pun demikian, hendaklah mereka selalu ingat kepada Tuhan dan waspada terhadap setiap peristiwa yang melingkupinya. Karena sewaktu-waktu keadaan akan kembali seperti semula.***