Membongkar Ajaran Kilas Lima Jari Tangan dari Masyarakat Jawa, Bagi Perempuan Jawa Wajib Tau!

- 21 Desember 2020, 19:17 WIB
Ilustrasi jari tangan.*
Ilustrasi jari tangan.* /Pexels

LINGKAR MADIUN- Masyarakat Jawa pada kenyataannya masih didominasi oleh sistem patriarki yang cenderung meminggirkan posisi perempuan.

Di dalam masyarakat Jawa perbedaan norma-norma antara laki-laki dengan perempuan juga terlihat jelas.

Dalam masyarakat Jawa tradisional, perempuan umumnya memperoleh ranbu-rambu yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki.

Baca Juga: Membongkar Mitos, 15 Firasat Orang yang Akan Meninggal Berdasarkan Primbon Jawa, Simak Ulasannya!

Baca Juga: Membongkar Mitos Feng Shui, Srikaya Bisa Bikin Kaya, Benarkah? Simak Ulasannya Berikut Ini

Lebih lagi, ajaran mengenai perempuan yang sebenarnya diperuntukkan bagi perempuan keraton, memiliki pengaruh pula bagi perempuan Jawa pada umumnya.

Seperti misalnya ajaran mengenai ketuhanan, kesusilaan, dan kesosialan yang ditulis dalam Wulangreh, dalam penyempurnaannya ditulis juga ajaran tentang perempuan.

Ajaran khusus mengenai perempuan Jawa yang tertulis dalam serat Cethini, misalnya ajaran Nyi Hartati kepada anak perempuannya Rancangkapti.

Baca Juga: Membongkar Mitos, 15 Firasat Orang yang Akan Meninggal Berdasarkan Primbon Jawa, Simak Ulasannya!

Baca Juga: Membongkar Mitos Feng Shui, Srikaya Bisa Bikin Kaya, Benarkah? Simak Ulasannya Berikut Ini

Ajaran tersebut mengenai “kilas lima jari tangan” tampak sekali bahwa ajaran tersebut memiliki ajaran melemahkan kedudukan perempuan Jawa. Ajaran tersebut menuturkan bahwa:

1. Jempol (Ibu jari)

Jempol (Ibu jari) berarti “ Pol ing tyas”, yang bermakna sebagai istri harus berserah diri sepenuhnya kepada suami. Apa saja yang menjadi kehendak suami harus dituruti.

2. Penuduh (Telunjuk)

Penuduh (Telunjuk) berarti jangan sekali-kali berani mematahkan “tudhung kakung” (petunjuk suami). Petunjuk suami tidak boleh dipersoalkan.

Baca Juga: Membongkar Mitos, 15 Firasat Orang yang Akan Meninggal Berdasarkan Primbon Jawa, Simak Ulasannya!

Baca Juga: Membongkar Mitos Feng Shui, Srikaya Bisa Bikin Kaya, Benarkah? Simak Ulasannya Berikut Ini

3. Penunggal (Jari tengah)

Penunggal (Jari tengah) berarti selalu “meluhurkan” (mengunggulkan) suami dan menjaga martabat suami.

4. Jari Manis

Jari manis berarti tetap manis air mukanya dalam melayani suami dan bila suami menghendaki sesuatu.

5. Jejenthik (Kelingking)

Jejenthik (Kelingking) berarti istri harus selalu “atha-ithikan” (terampil dan banyak akal) dalam sembarang kerja melayani suami.

Baca Juga: Membongkar Mitos, 15 Firasat Orang yang Akan Meninggal Berdasarkan Primbon Jawa, Simak Ulasannya!

Baca Juga: Membongkar Mitos Feng Shui, Srikaya Bisa Bikin Kaya, Benarkah? Simak Ulasannya Berikut Ini

Nah, itulah penjelasan mengenai ajaran “kilas lima jari tangan” yang berasal dari keraton namun berdampak bagi perempuan Jawa hingga sekarang.

Dari peristiwa tersebut, maka sudah sepantasnya sebagai perempuan Jawa harus pandai dan bijaksana dalam bersikap.

Baca Juga: Membongkar Mitos, 15 Firasat Orang yang Akan Meninggal Berdasarkan Primbon Jawa, Simak Ulasannya!

Baca Juga: Membongkar Mitos Feng Shui, Srikaya Bisa Bikin Kaya, Benarkah? Simak Ulasannya Berikut Ini

Kita bisa mengambil suatu kebaikan dari segala ajaran orang-orang terdahulu dan menghindari ajaran-ajaran yang menyesatkan yang tidak sepantasnya kita ikuti di masa sekarang.***

Editor: Dwiyan Setya Nugraha

Sumber: Buku Nalar Jawa Nalar Jepang


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x