LINGKAR MADIUN- Ramalan Jayabaya juga memberi sandi-sandi tentang pemimpin Nusantara.
Ramalan Jayabaya memang tak menyebut nama, namun perlambang atau sandi yang digariskan, secara jelas telah menyebutkan karakter pemimpin tersebut.
Mungkinkah sandi-sandi tentang pemimpin Nusantara tersebut juga akan mengungkapkan sosok pemimpin Nusantara selanjutnya setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi)?
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
Berikut ini disajikan sandi-sandi mengenai sosok penguasa Nusantara menurut Ramalan Jayabaya, diantaranya:
1. Caturana Semune Segara Asat
Sandi ini melambangkan negara (Kediri, Jenggala Ngurawan dan Singosari) yang sama-sama menggemari ilmu peperangan.
Suatu ketika, empat negara tersebut kekurangan biaya akibat segala sumberdaya diarahkan untuk mengembangkan ilmu peperangan.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
2. Ganda Kentir Semune Liman Pepeka
Melambangkan kerajaan Padjajaran semasa dipimpin Prabu Gandakusuma. Sang Prabu dimasukkan dalam kurungan besi dan dihanyutkan disungai Karawang oleh Siyungwanara.
Sang Raja terjebak siasat Siyungwanara. Dia disuruh memeriksa kurungan besi yang kokoh.
Setelah ada dalam kurungan besi, pintunya dikunci oleh Siyungwanara, kemudian dihanyutkan disungai.
Tindakan Siyungwanara ini merupakan pembalasan sebab saat masih bayi ia juga dihanyutkan di sungai Karawang.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
3. Macan Galak Semune Curiga Kethul
Sandi ini melambangkan negara Majapahit. Besarnya Majapahit yang tidak diimbangi dengan majunya kesusastraan diibaratkan sebagai harimau galak yang bernalar tumpul.
4. Lunga Perang Putung Watange
Negara Demak yang selalu mengadakan peperangan untuk menaklukan beberapa negara, akhirnya mengalami kekalahan juga.
Demak pernah menyerang Samudera Pasai, tapi akhirnya menelan kekalahan. Banyak tentara yang gugur di medan laga, akibat gempuran musuh maupun sakit.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
5. Alelungan Datan Kongsi Bebasahan Kaselak Kempuhe Bedah
Ungkapan ini melambangkan penguasa Pajang. SultanHadiwijaya alias Jaka Tingkir yang belum sempat menikmati kejayaan sebagai raja Pajang karena tersusul kematian.
6. Surakalpa Semune Lintang Sinipat
Ini melambangkan Mataram di bawah kekuasaan Panembahan Senopati ing Ngalogo. Raja Mataram yang pertama memang pemberani dalam menaklukan musuh.
Panembahan Senopati juga menggemari tapa barata dan menjalani hidup yang serba kekurangan.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
Hebatnya, ia menaklukan musuh hanya dengan kekuatan hati saja, tidak dengan angkatan perang, ia hanya percaya pada uluran tangan Tuhan.
Sayangnya, belum selesai seluruh perjuangannya, ia sudah keburu meninggal.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
7. Kembang Sempol Semune Lebe Kekethu
Ungkapan tersebut melambangkan Raja Mataram Sesuhunan Adi Prabu Anyakrawati Senopati ing Ngalogo yang meninggal di Krapyak dan Sultan Agung Prabu Anyakrakusuma.
Keduanya harum bagaikan bunga Tunjung yang warnanya bagus. Keduanya juga dikenal sebagai orang yang kusuk pada agama.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
8. Kalpika Sru Smune Kenaka Putung
Ini adalah perlambang tentang Susuhunan Amangkurat yang bersifat amat keras, pada akhirnya lolos atau dipaksa keluar dari ibukota negara.
9. Layon Keli Semune Satriya Brangti
Ini melambangkan putra dari Susuhunan Amangkurat yang wafat dan dimakamkan di Tegalarum.
Dia mengikuti orang tuanya pergi dari negara dan kembali menduduki tahta kerajaan. Namun saat menjadi raja, ia selalu sibuk berperang menaklukan kerajaan kana-kiri.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
10. Kembang Tepus Semune Arjuna
Ungkapan ini adalah lambang bagi Susuhunan Amangkurat Emas. Kembang Tepus berwarna buruk dan tidak berbau.
Sifat yang buruk ini bertambah-tambah dengan sifat hidung belang.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
11. Gunung Kendeng Semune Kenya Musoni
Ungkapan ini adalah perlambang bagi Pakubuwono I yang umurnya sangat panjang.
Namun setelah menjadi raja, pikirannya masih seperti anak kecil.Ia suka mengerjakan pekerjaan yang kurang penting.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
12. Lung Gadung Semune Rara Nglikasi
Susuhunan Prabu Amangkurat, yang menjadi raja penuh inisiatif dalam segala hal. Tetapi sayangnya, ia juga suka sekali main kotor dengan wanita.
13. Gajah Meta Semune Tengu Lelaken
Ini adalah perlambang Pakubuono ke II sebagai seorang raja yang disegani raja lain.
Namun sayangnya tatkala kedatangan lawan dia berhati kecil, kemudian lari ke Kadipaten Ponorogo dan memperistri putri Adipati Ponorogo dengan harapan agar dibantu.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
14. Panji Loro Semune Pajang Mataram
Ini melambangkan keadaan negara pada zaman kekuasaan Pakubuana ke III. Waktu itu ada dua raja ialah negara di Surakarta dan satu lagi yang dipimpin oleh Arya Mangkubumi di Yogyakarta.
15. Rara Ngangsu Randa Loro Nututi Pijer Atetukar
Ini perlambang bagi Pakubuana ke IV. Beliau suka sekali berguru ilmu. Tapi sayang, kesukaan itu menyebabkan perselisihan antar dua negara.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
16. Datan Kober Apepaes Tan Angulah Kemben Sinjang
Ini merupakan perlambang bagi Susuhunan Pakubuwono V. Artinya Sang Raja tak sempat mengatur negara sebab ada masalah lain yang merepotkan.
17. Jemparing Lumepas Semune Tanpa Gendewa
Ini merupakan perlambang bagi Sri Sultan Hamengkubuwono III yang berarti segala kemauannya tidak berdasarkan adat kebiasaan.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
18. Kala Bendhu Semune Semarang Lan Tembayat
Perlambang ini memprediksikan pecahnya perang antara Pangeran Diponegoro melawan tentara Kompeni Belanda yang dilambangkan semarang.
19. Karoya Sempal Semune Tanpa Gegaman
Perlambang ini bermakna bahwa wilayah Surakarta dan Yogyakarta yang berkurang tanpa ada peperangan.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
20. Jago Tarungan Kalangan Jroning Kurungan
Perlambang ini mengacu pada Pakubuwono VIII serta Sultan Hamengkubuwono VI. Keduanya menggantikan ayahnya. Suksesi terjadi hanya dalam lingkungan istana.
21. Ratu Ayu Semune Tanpa Wiraga
Ini adalah pertanda bagi kerajaan Surakarta pada zaman kekuasaan Pakubuwono IX, sedangkan bagi Yogyakarta adalah Hamengkubuwono VI. Kedua raja itu sama tampan wajahnya.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
22. Dagang Layar Semune Kemiri Kopong
Yang menjadi raja serba tergesa-gesa kehendaknya, namun itu tidak ada faedahnya sama sekali. Belum jelas, merujuk kepada siapa perlambang ini.
23. Mayang Mekar Semune Tunjung Karoban
Artinya yang menjadi raja terkenal kehebatannya, namun akhirnya menemui kesusahan. Juga belum jelas, siapa yang dimaksud dengan perlambang ini.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
24. Tunjung Putih Semune Pudak Sinumpet
Ini sebuah perlambang yang mengacu pada sosok Satrio Piningit sebagai pemimpin Nusantara.Dalam Ramalan Jayabaya memang disebut adanya negara di Ketangga (Kediri).
Raja yang berhati suci, namun sosok sang raja masih di sembunyikan secara gaib oleh Tuhan.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
25. Kembang Sungsang Semune Pudak Sategal
Ini adalah perlambang bagi Negara Katangga Kacepit Karangbaya di Zaman akhir.
Yang berkuasa ialah keturunan raja yang sudah susut kekuasannya, tapi memiliki bala tentara yang kuat.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
26. Damarwulan Semune Asmarakingkin
Perlambang kebangkitan kembali neagara Kediri. Sang Raja disebut-sebut masih keturunan dari Ratu Adil yang senantiasa cinta kepada Tuhan.
27. Kembang Lesah Semune Kajoran Gurang
Ini adalah sebuah lambang mengenai tiga negara, yaitu di bumi Kapanasan sebelah Barat kali Cemara, Tanah di Gegalang dekat Jipang, dan Tanah di Tembarang dekat Tembayat di daerah pasisiran Sedayu.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
Belum begiti lama bertahta, Sang Raja sudah turun tahta sebab kalah perang melawan musuh dari Nusa Prenggi.
Kemudian orang Nusa Prenggi menjadi raja di sebelah Timur Laut gunung Endrakila di kaki gunung Candramuka.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
28. Gandrung-gandrung Ing Lulurung Andulu Gelug Kekendon, Keris Parung Tanpa Karya, Edolen Tukokna Uleng-uleng Campur Bawur
Ini lambang negara Ngamartalaya tanah Waringin Rubuh, dekat Dimara. Perlambang ini melukiskan bahwa waktu itu tanah Jawa sangat aman sentausa, tenteram dan bahagia.
Baca Juga: Ramalan Jayabaya Korupsi di Indonesia Bagaikan Maling Lungguh Wetenge Mblenduk
Baca Juga: Bunyi Ramalan Jayabaya Tentang Partai Politik yang Ingkar Janji di Indonesia
Tidak ada orang hidup susah. Kalau ada yang bernestapa, hanyalah karena asmara.***