LINGKAR MADIUN - Semenjak tahun 1945 persaingan partai politik Indonesia menuju persaingan yang tidak sehat. Dalam ramalannya Jayabaya menggambarkan permasalahan Indonesia yang sudah mendarah daging yaitu korupsi.
Dari orde lama, muncul orde baru, dan berdirinya reformasi, perilaku wakil rakyat di belakang kekuasaan politik tidak ada perubahan yang signifikan.
Meskipun pada masa pemerintahan Jayabaya tatanegara pemerintahaan kediri masih berdasarkan kekeluargaan dan gotong royong yang kuat.
Baca Juga: Inggris Mulai Gunakan Vaksin COVID-19 Pfizer Minggu Ini
Baca Juga: Presiden Jokowi Janji Tak Lindungi Menteri yang Korupsi
Baca Juga: Dibalik Pesona Gunung Lawu, Mitos Jalak Baik Hingga Jalak Buruk Bagi Pendaki, Simak Ulasannya
Namun, jayabaya sudah bisa memprediksi akan terjadinya tindakan curang yang dilakukan para pejabat negara yaitu korupsi.
Dalam syairnya jayabaya menjelaskan, "maling lungguh wetenge mblenduk, maling wani nantang sing duwe omah, begal pada ndhugal, rampok padha keplokkeplok, akeh wong dakwa dinakwa, sing suwarane seru oleh pengaruh." (Dikutip dari buku ramalan prabu jayabaya karangan Dr. Sindung Marwoto)
Yang dapat diartikan bahwa korupsi biasa dilakukan sambil duduk di belakang meja, para koruptor memanfaatkan jabatan dan berani menantang pemerintah.