Masyarakat Samin dan Tradisi Lisan Kepercayaan Menjadi Kearifan Lokal Indonesia

- 20 September 2021, 09:00 WIB
ubernur Jawa Timur saat dikukuhkan sebagai Keluarga Kehormatan Sedulur Sikep Masyarakat Samin Bojonegoro oleh sesepuh warga Samin, Mbah Hardjo Kardi foto diskominfo Jatim
ubernur Jawa Timur saat dikukuhkan sebagai Keluarga Kehormatan Sedulur Sikep Masyarakat Samin Bojonegoro oleh sesepuh warga Samin, Mbah Hardjo Kardi foto diskominfo Jatim /

LINGKAR MADIUN- Suku Samin, yaitu suatu kelompok masyarakat yang memegang teguh ajaran Ki Surosentiko, dan pada masa modern ini masih hidup tradisi dan kebudayaannya, bahkan masih dijadikan pedoman bagi masyarakat Samin.

Kearifan lokal masyarakat Samin dapat disarikan dari ajaran-ajaran Ki Samin yang tersimpan dalam sanubari wong Samin. Ajaran-ajaran tersebut dipelihara dan dijalankan oleh masyarakat Samin.

Masyarakat samin, dalam memegang teguh ajaran-ajarannya ini tidak berpegang pada kitab tertulis, melainkan ajaran tradisi lisan yang turun temurun.

Ajaran-ajaran lisan tersebut sangat fasih diucapkan dan dijadikan falsafah oleh masyarakat Samin terutama bagi generasi tua mereka.

Baca Juga: Jika Anda Berusia Di Atas 65 Tahun, Jangan Pernah Memakai Sepatu Yang Satu Ini, Para Pakar Peringatkan!

Baca Juga: Rekap Hasil Pertandingan BRI Liga 1 Pekan Ketiga: 6 Tim Masih Belum Tersentuh Kekalahan

Secara umum dalam tradisi lisan orang Samin ada ucapan-ucapan yang dianggap ajaran.

Ajaran Suku Samin antara lain sebagai Berikut :

  1. Agama iku gaman, adam pangucape, man gaman lanang (Agama merupakan senjata hidup)
  2. Aja drengki srei, tukar padu, dahpen kemeren, aja kutil jumput bedhog calong (Janganlah mengganggu orang, jangan suka bertengkar, jangan iri hati, jangan suka mengambil (mencuri) barang milik orang lain tanpa seijin pemiliknya)
  3. Sabar lan trokal empun ngantos jrengkke srei, empun ngantos riyo sapada,empun nganti pek pinek kutil, jumput bedhog colong (Berbuatlah sabardan (...) janganlah mengganggu orang, jangan takabbur pada semua orang, janganlah mengambil barang milik orang lain tanpa seijinnya. Jangankan mengambil barang, sedangkan menjumpai barang tercecer di jalan itupun dijauhi.
  4. Wit jeng Nabi kulo lanang demele kulo rabi, tata jeneng we’dok pangeran(…) kukh dhemen janji buk nikah empun kulo lakoni (Sejak nabi adam pekerjaan saya (laki-laki) kawin, laki ini mengawini perempuan bernama (......) saya berjanji setia padanya, hidup bersama telah saya jalani)
  5. Turun, pangaran, salin sandangan, sedulur wedhok, sedulur lanang (Turun istilah untuk anak, pangaran untuk nama orang, salin sandangan untuk orang yang sudah mati, sedulur berarti mereka yang telah diakui sebagai warga, sedulur lanang artinya saudara laki-laki, sedulur wedhok artinya saudara perempuan.***

Editor: Khoirul Ma’ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah