LINGKAR MADIUN – Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling cerdas. Saking cerdasnya, banyak terobosan manusia yang awalnya dianggap mustahil atau cenderung gila.
Seorang peneliti dari Jepang, Shoji Takeuchi dari University of Tokyo, berhasil menciptakan sesuatu yang mustahil pada awal Maret 2021.
Terinspirasi oleh dampak negatif ke lingkungan yang dihasilkan produksi daging dan rasa kasihan pada hewan ternak yang kerap diperlakukan semena-mena di peternakan tanpa standar etika, Takeuchi menumbuhkan sel hewan untuk menciptakan daging buatan.
Banyak penelitian sebelum Takeuchi yang mencoba ‘menciptakan’ daging dari bahan sel tanaman, tapi kualitas daging buatan yang dihasilkan tidak cocok dengan struktur daging yang asli.
Oleh karena itu, Takeuchi mencoba untuk melakukan kultur jaringan sel hewan tanpa harus menyembelih hewan ternak.
Takeuchi bertujuan untuk menirukan struktur otot pada daging hewan sehingga bisa bersaing di pasaran dengan daging asli.
Baca Juga: Terungkap Beginilah Cara Korea Utara Mengawasi Warganya Hingga Tak Ada yang Bisa Berkutik
Takeuchi dan timnya menemukan cara baru untuk menumbuhkan sel otot sapi dengan menggunakan teknik kultur jaringan.
Dalam penelitian itu, sel-sel otot yang terbentuk menyusun diri mereka sendiri membentuk untaian panjang menyerupai jaringan otot asli pada daging.
“Kami memberikan stimulasi aliran listrik pada jaringan otot yang terbentuk. Lalu jaringan otot pada daging buatan itu berkontraksi, mirip dengan mekanisme pada jaringan otot asli,“ ujar Takeuchi seperti yang dikutip Lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari New Scientist.
Baca Juga: RI Telah Menerima Indonesia Menjadi Koordinator di ASEAN-US Dialogue Partnership 2021-2024
Dengan memiliki kemampuan seperti otot asli tersebut, daging buatan di laboratorium Takeuchi dapat memiliki tekstur seperti daging asli.
Takeuchi melanjutkan, dengan keberhasilannya membuat daging buatan yang mirip daging asli, timnya ingin mengembangkan pembuatan dan produksi daging buatan tersebut dalam skala yang lebih besar dan dipasarkan.
Tim peneliti Takeuchi sendiri bekerja sama dengan Nissin Foods Jepang yang memperhatikan standar etika dalam perlakuan kepada hewan ternak.***