Warga Ukraina Memohon Bantuan Ratusan Orang Menderita dan Kesakitan, Rusia Tak Merespon

22 April 2022, 14:55 WIB
Warga Ukraina mengungsi /Rizwan Suandi/Pixabay

 

LINGKAR MADIUN - Invasi Rusia pada Ukraina semakin memanas, bahkan hampir dua bulan invasi tersebut diluncurkan, belum ada tanda-tanda invasi akan diakhiri.

Konflik di antara kedua negara tersebut semakin merajalela, hingga banyaknya warga sipil yang menjadi korban.

Seorang pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia sekarang menguasai 80 persen Luhansk, salah satu dari dua wilayah Donbas timur, dan saat ini rumah sakit di Ukraina sangat penuh karena dipenuhi oleh pasien.

"Kamar mayat dan rumah sakit di wilayah pendudukan penuh sesak," katanya.

Baca Juga: Jika Anda Rutin Konsumsi Ini, Selain Murah Alternatif Pencegahan Kanker Sejak Dini

Wilayah Donetsk, juga bagian dari Donbas, telah menyaksikan pertempuran yang sangat sengit terutama di sekitar kota pelabuhan Mariupol, di mana ribuan pejuang Ukraina dan warga sipil bersembunyi di pabrik baja raksasa.

Seorang warga Ukraina memposting video permohonan di Facebook, mendesak para pemimpin dunia untuk membantu mengevakuasi orang-orang dari pabrik.

Bahkan warga Ukraina tersebut mengatakan, bahwa Kami memiliki lebih dari 500 tentara yang terluka dan ratusan warga sipil bersama kami, termasuk wanita dan anak-anak.

Petugas Serhiy Volynskyy juga dari Brigade Marinir ke-36 mengatakan, bahwa ini mungkin permohonan terakhir kami. Kita mungkin hanya memiliki beberapa hari atau jam tersisa. Keaslian video tidak dapat diverifikasi secara independen.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer 22 April 2022, 4 Blunder Dilakukan Dalam Suatu Hubungan Membuat Masa Depan Buyar

Pihak Rusia mengeluarkan ultimatum baru kepada para pembela untuk menyerah, tetapi pihak Ukraina telah mengabaikan semua tuntutan sebelumnya.

Secara keseluruhan, lebih dari 100.000 orang diyakini terperangkap dengan sedikit makanan, air, obat-obatan di Mariupol, yang memiliki populasi sebelum perang lebih dari 400.000.

Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk mengatakan upaya terbaru untuk membuka koridor aman bagi perempuan, anak-anak dan orang tua untuk melarikan diri gagal karena Rusia tidak mematuhi gencatan senjata.

Baca Juga: Baru Resmi Jadi Manager Baru Manchester United, Manajemen MU Langsung Tolak Permintaan Pertama Erik ten Hag

Banyak kesepakatan sebelumnya yang gagal karena pertempuran yang terus berlanjut.

Mykhailo Podolyak, seorang penasihat presiden Ukraina, mengatakan di Twitter bahwa ia dan negosiator Ukraina lainnya siap untuk mengadakan pembicaraan tanpa syarat apa pun untuk menyelamatkan nyawa para pembela Mariupol dan warga sipil yang terperangkap.

Meskipun demikian, tidak adanya tanggapan segera dari pihak Rusia.***

 

 

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler