Nasib Tidak Jelas Tentara Ukraina Usai Menyerah di Azovstal, Akankah Berakhir Dihukum Mati?

1 Juni 2022, 13:25 WIB
Ilustrasi perang Rusia VS Ukraina /Sputnik via Reuters

LINGKAR MADIUN - Setengah bulan setelah penyerahan tentara Ukraina di pabrik baja Azovstal di kota Mariupol, nasib mereka masih menjadi tanda tanya besar.

Ukraina mengumumkan pada 16 Mei bahwa pasukannya yang bercokol di Azovstal memutuskan untuk menyerah.

Tentara Ukraina menyerah kepada tentara Rusia dan separatis pro-Rusia yang telah menyerang Azovstal sejal awal perang.

Baca Juga: Tren Kaum Physical Touch Viral di TikTok, Apa Itu? Simak Manfaatnya Bagi Kesehatan

Jumlah tentara Ukraina yang menyerah di Azovstal mencapai hampir 2.000, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pada 20 Mei, menurut laporan TASS.

Setelah setengah bulan, nasib tentara Ukraina masih belum jelas. Pemerintah Moskow berusaha memperlakukan tahanan perang sesuai dengan standar internasional, namun pemimpin separatis Ukraina bersikeras agar para tahanan perang mendapat hukuman mati.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada 17 Mei bahwa tentara Ukraina yang menyerah akan diperlakukan "sesuai dengan standar internasional", yang dijamin oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri, menurut laporan Reuters.

Baca Juga: Cek Fakta: Eril Dikabarkan Sudah Ditemukan di Sungai Aare, Swiss, Simak Begini Faktanya

Dilansir Lingkar Madiun dari laman Zing News pada 1 Juni 2022, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova mengatakan Moskow akan memberikan perawatan medis kepada tentara Ukraina yang terluka.

Namun, nasib para tentara Ukraina masih belum jelas, karena kelompok garis keras di Rusia ingin mereka dihukum mati.

Segera setelah penyerahan tentara Ukraina, Ketua Duma Negara (majelis rendah) Rusia Vyacheslav Volodin menyatakan bahwa tawanan perang Ukraina "tidak dapat ditukar".

Beberapa anggota parlemen "hawkish" di Rusia bahkan menyatakan keinginan untuk menghukum mati tentara Batalyon Azov. Pejabat dari "Republik Rakyat Donetsk" juga mengeluarkan pernyataan serupa. 

Baca Juga: Bahaya, Jangan Minum Air Putih jika 3 Hal Ini Terjadi pada Tubuh Anda, Akibatnya Bisa Mengancam Nyawa!

"Pengadilan akan membuat keputusan atas mereka. Untuk kejahatan seperti itu, kami akan memiliki bentuk hukuman tertinggi, hukuman mati,” ungkap Yuri Sirovatko, kepala departemen kehakiman pemerintah Donetsk sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari laman Zing News pada 1 Juni 2022.

Sementara itu, Moskow juga membuka kemungkinan pertukaran tahanan dengan Ukraina. Anggota parlemen Rusia Leonid Slutsky mengatakan pada 21 Mei bahwa Moskow akan "mempertimbangkan kemungkinan" untuk menukar orang-orang ini dengan Viktor Medvedchuk, seorang pemimpin pro-Rusia yang ditahan oleh Ukraina.

Viktor Medvedchuk, seorang pemimpin pro-Rusia yang ditahan oleh Ukraina menyarankan untuk bertukar diri dengan tentara di Mariupol. Namun, hal tersebut dinilai sulit terjadi.***

 

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: Zing News

Tags

Terkini

Terpopuler