Network
LINGKAR MADIUN - Mengingat perang Rusia dan Ukraina masih terus bergulir, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar meminta negara lain untuk berhenti memposting foto dan video tentara Ukraina di media sosial Facebook.
Menurut Wakil Menhan Ukraina, hal tersebut dinilai 'membantu' Rusia dalam penyerangan target selanjutnya. Oleh karena itu, Hanna Maliar mengecam tindakan tersebut.
Selain foto dan video, informasi akurat mengenai tentara pertahanan militer Ukraina pun akan lebih mudah diperoleh oleh sang negara musuh, Rusia.
Baca Juga: Kabar Buruk bagi Ukraina! Rusia Klaim Menyerang Gudang Amunisi Howitzer M-777 Hancur Total?
"Kami sangat mendesak orang-orang untuk berhenti memposting foto dan video operasi, mengangkut peralatan, yang berisi wajah tentara Ukraina pada aplikasi yang dapat diakses secara bebas," tulis akun Facebook Hanna Maliar dikutip Lingkar Madiun dari laman Zing News.
"Dengan tindakan seperti itu, Andalah yang membantu musuh mendapatkan
informasi akurat tentang militer kami," sambungya.
Namun sebaliknya, Wakil Menhan Ukraina justru mendorong orang untuk merekam gambar operasi militer Rusia dan transportasi untuk memberikan otoritas.
Menurutnya, Sejak 24 Februari, ketika Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, ini menjadi topik yang menarik di media sosial Twitter dengan kata kunci 'Ukraina, 'Rusia' hingga mendapat puluhan juta tweet.
Baca Juga: Kasus Chika Chandrika di Klub Malam, Raffi Ahmad Beri Tanggapan Menohok dan Diluar Dugaan
Banyak orang Ukraina memposting gambar yang berisi posisi militer dan wajah tentara di Facebook dan Twitter. Hal ini dapat mengekspos lokasi militer dan mempengaruhi operasi rahasia.
