Usai Muslim Uighur Kini Xi Jinping Khawatir Awasi Pertumbuhan Pesat Umat Kristen di China

- 25 Januari 2021, 12:20 WIB
Usai Muslim Uighur Kini Xi Jinping Khawatir Awasi Pertumbuhan Pesat Umat Kristen di China
Usai Muslim Uighur Kini Xi Jinping Khawatir Awasi Pertumbuhan Pesat Umat Kristen di China /Pikiran-rakyat.com

LINGKAR MADIUN - Presiden China, Xi Jinping khawatir dengan pertumbuhan jumlah umat Kristen di China yang diperkirakan berjumlah 97 juta orang dan diprediksi pada tahun 2030 akan bertambah pesat menjadi 300 juta orang.

“Sejak 1980, jumlah umat Kristen di China telah mengalami peningkatan sebanyak tujuh hingga delapan persen. Pada 2030 nanti, jumlah umat Kristen China dapat bertambah hingga sekitar 30 juta orang,” katanya.

Dilansir dari Bekasi Pikiran Rakyat dalam artikel "Tidak Hanya Muslim Uighur, Xi Jinping Ketar-ketir Awasi Pertumbuhan Pesat Umat Kristen di China". Hal tersebut dianggap sebuah ancaman oleh Xi Jinping karena dengan umat Kristen dianggap bisa melakukan pemberontakan di China.

“Pemerintah China mengawasi umat Kristen karena jumlah pertumbuhannya meningkat pesat. Mereka khawatir umat Kristen akan berani melaksanakan pemberontakan pada Pemerintahan Xi Jinping,” kata Ron Boyd-MacMillan.

Pemerintah Xi Jinping berkaca terhadap peristiwa Pemberontakan Taiping pada 1850-1854 di era Dinasti Qing yaitu pertarungan antara Dinasti Qing dan sebuah sekte Kristen bernama Kerajaan Surgawi Perdamaian.

Baca Juga: Ternyata Allah Telah Melarang Rasulullah SAW Untuk Menikah Lagi, Tapi Ia Masih Tetap Menikah!

Baca Juga: Manchester United Vs Liverpool: Kalahkan Liverpool 3-2, Mason Greenwood dan Marcus Rashford Sumbang Gol

Sekte yang dipimpin oleh Hong Xiuquan mencoba untuk melaksanakan beberapa reformasi sosial, seperti pemisahan gender yang ketat, penghapusan tradisi mengikat kaki, sosialisasi tanah, dan "penekanan" perdagangan pribadi.

Mereka juga berusaha untuk menggantikan ajaran Konfusianisme, Buddha, dan kepercayaan tradisional Tionghoa yang merupakan agama mayoritas, dengan suatu bentuk Kekristenan yang berpegang pada keyakinan bahwa Hong Xiuquan adalah adik laki-laki Yesus.

Pemerintahan Xi Jinping telah dikenal atas kebijakan kerasnya terhadap penindasan terhadap umat beragama dan telah meningkatkan pengawasan terhadap mereka selama pandemi Covid-19.

Partai Komunis China sebagai partai berkuasa telah mengampanyekan kebijakan “Chinafication” untuk menggabungkan ajaran Kristen ke dalam identitas budaya China.

Dengan warga yang menyerahkan data pribadi mereka karena pandemi, Partai Komunis China telah mampu meningkatkan kampanye pengawasannya di negara tersebut.

Baca Juga: Cara Mengetahui Sifat Manusia dari Bentuk Mata menurut Primbon Jawa

Baca Juga: Ternyata Wanita Tidak Boleh Dijadikan Hakim! Simak Ulasannya Disini

Pengawasan dan tindakan keras terhadap umat beragama ini tidak hanya terjadi pada umat Kristen saja, dengan banyak organisasi internasional menuduh China membangun kamp kerja paksa bagi Muslim di Xinjiang.

Dipercaya hingga satu juta Muslim Uighur telah dikirim ke kamp-kamp pendidikan ulang di wilayah otonomi tersebut oleh pemerintah Xi Jinping.

Baik Inggris dan AS telah menuduh pemerintah China melakukan pelanggaran hak asasi manusia, sementara yang terakhir juga telah mengeluarkan sanksi terhadap anggota Partai Komunis China atas tuduhan tersebut.***(Rivan Muhammad, Bekasi Pikiran Rakyat)

Editor: Khoirul Ma’ruf

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x