Aneh, Ketiak Wanita Ini Dapat Mengeluarkan ASI Setelah Melahirkan

- 8 Agustus 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi menyusui
Ilustrasi menyusui /

LINGKAR MADIUN – Selama kehamilan dan menyusui, tubuh wanita akan mengalami banyak perubahan, mulai dari perubahan fisik, psikis, dan hormonal.

Yang paling nyata adalah perubahan struktur payudara, dimana selama kehamilan dan menyusui, struktur payudara ibu akan mengeras karena jaringannya mempersiapkan Air Susu Ibu (ASI) yang dipengaruhi oleh hormon laktasi.

Sebuah kasus unik ditemukan di New England, seperti yang dilansir Lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Science Alert, seorang wanita berusia 26 tahun mendapati keanehan di ketiaknya 2 hari setelah melahirkan.

Baca Juga: Presiden Soeharto Ungkap Bagaimana Republik Rakyat Tiongkok Mengakui Kegagalan Komunisme

Dia mendapati muncul suatu gundukan lemak di ketiak kanannya selama kehamilan. Awalnya dia tidak menghiraukan gundukan lemak yang terjadi secara tiba-tiba itu.

Anehnya, wanita itu mendapati bahwa bahwa ada cairan yang keluar dari ketiaknya tersebut, lalu dia menyadari bahwa cairan itu adalah ASI.

Seorang dokter yang memeriksa kejadian ini mendiagnosis bahwa wanita itu mengalami polymastia atau adanya tambahan kelenjar susu di sekitar payudara.

Baca Juga: Justin Bieber Tolak Peluk Fans yang Menginap di Depan Rumahnya, Ternyata Ini Alasannya

Polymastia ini banyak terjadi di aerola, yakni daerah sekitar puting payudara, tapi sangat jarang terjadi di area ketiak.

Hal ini dipengaruhi oleh kelenjar mammae atau kelenjar susu yang kelewat aktif dalam menyalurkan produksi ASI.

Polymastia ini tidak memiliki gejala awal karena ASI bisa saja muncul dari tempat yang tidak terduga.

Baca Juga: Mardigu Wowiek Bongkar Cara Tiongkok Kuasai Dunia Ternyata Seperti Ini

“Pada kasus polymastia ini, wanita tidak akan tahu mereka memiliki kelenjar susu tambahan sampai mereka hamil dan menyusui,“ ujar dokter yang enggan disebutkan namanya itu.

Polymastia ini dialami oleh setidaknya 6 persen wanita dari seluruh dunia. Walaupun polymastia ini tidak membahayakan kesehatan, tapi kadang keberadaannya mengganggu karena ‘tidak normal‘.

“Umumnya wanita yang mengalami polymastia merasakan ketidak nyamanan dan panik. Tapi polymastia tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius,“ ujar sang dokter.

Baca Juga: Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan Curigai Ada Sabotase Dalam Bencana Kebakaran Hutan

Karena polymastia bukan suatu penyakit, maka tidak ada obat yang bisa meredakan kelainan ini. Wanita yang didiagnosis dengan polymastia harus sabar hingga tubuh berhenti memproduksi ASI.

Sayangnya, belum ada penelitian lebih lanjut mengenai apakah nutrisi yang dikeluarkan oleh jaringan selain payudara ini sama atau berbeda.

Belum ada penelitian mengenai boleh tidaknya bayi diberi ASI yang dihasilkan dari jaringan polymastia ini.

Baca Juga: Terungkap Beginilah Cara Korea Utara Mengawasi Warganya Hingga Tak Ada yang Bisa Berkutik

Hal ini disebabkan kebanyakan wanita masih malu untuk mengungkapkan ke publik bila mereka mengalami polymastia. Selain itu, penelitian medis dan kesehatan yang menggunakan manusia sebagai objek harus menjalani prosedur etik yang ketat.***

Editor: Yoga Adi Surya

Sumber: Science Alert


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x