Warga sipil takut jika Taliban akan menerapkan kembali aturan keras yang menghilangkan hak-hak perempuan seperti dahulu.
Baca Juga: Presiden Afghanistan ‘Kabur‘ Saat Taliban Kepung Ibu Kota untuk Hindari Pertumpahan Darah
“Pemerintah tidak menyelesaikan masalah kami,” ungkap Bostan Shah, 24 tahun seorang Polisi di Kandahar kepada kantor berita The Associated Press. Dia ikut mengantre di ATM untuk mengambil gajinya.
Seorang Polisi lainnya, Abdul Mossawer, 32 tahun, juga mengaku lelah menunggu di luar bank, sedang petugas bank hanya mondar mandir menyampaikan alasan penundaan.
Saat serangan Taliban mengepung ibu kota Afghanistan, mereka berpikir hanya ada satu jalan keluar bagi mereka untuk melarikan diri dari perang yakni melalui bandara.
Untuk itu warga Afghanistan rela menunggu dalam antrean panjang selama berjam-jam untuk mendapatkan visa di depan kedutaan besar Iran di Kabul.
Sedangkan warga dari provinsi utara sebagian berlindung di sebuah taman umum di Kabul.
Warga Afghanistan yang bekerja di kantor yang berbeda bergegas ke rumah setelah tersiar kabar bahwa Taliban mencapai pinggiran Kabul.***