LINGKAR MADIUN- Rusia mengatakan kapal perang utamanya di Laut Hitam tenggelam pada Kamis 14 April 2022 setelah ledakan dan kebakaran yang diklaim Ukraina disebabkan oleh serangan rudal, memberikan pukulan ke Moskow saat bersiap untuk serangan baru yang kemungkinan akan menentukan hasil konflik.
Moskva, kapal utama Rusia di armada Laut Hitam, tenggelam saat sedang ditarik ke pelabuhan dalam cuaca badai, kantor berita Rusia mengutip kementerian pertahanan mengatakan.
Rusia sebelumnya mengatakan bahwa lebih dari 500 awak kapal penjelajah rudal era Soviet dievakuasi setelah amunisi di kapal meledak.
Ukraina mengatakan pihaknya menabrak kapal perang dengan rudal anti-kapal Neptunus buatan Ukraina.
Rusia, yang belum mengakui serangan, mengatakan insiden itu sedang diselidiki. Reuters tidak dapat memverifikasi pernyataan apa pun, termasuk apakah kapal itu tenggelam.
"Sementara kapal penjelajah 'Moskva' sedang ditarik ke pelabuhan tujuan, kapal kehilangan stabilitas karena kerusakan lambung akibat kebakaran," kata kementerian pertahanan.
"Dalam kondisi laut yang penuh badai, kapal itu tenggelam," katanya.
Insiden itu terjadi saat angkatan laut Rusia terus membombardir kota-kota Ukraina di Laut Hitam hampir 50 hari setelah meluncurkan invasi.
Penduduk Odesa dan Mariupol, di Laut Azov yang berdekatan, telah bersiap untuk serangan baru Rusia.
Amerika Serikat mengatakan tidak memiliki informasi yang cukup untuk menentukan apakah Moskow terkena rudal.
"(Tapi) tentu saja, dengan cara ini terungkap, ini merupakan pukulan besar bagi Rusia," kata penasihat keamanan nasional Jake Sullivan.
Pasukan Rusia telah mundur dari beberapa bagian utara Ukraina setelah menderita kerugian besar dan gagal merebut ibu kota Kyiv.
Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan Moskow sedang melakukan serangan baru di wilayah Donbas timur.
Rusia melancarkan serangannya sebagian untuk mencegah Ukraina bergabung dengan NATO.
Namun invasi tersebut telah mendorong Finlandia, yang berbatasan dengan Rusia, dan Swedia di dekatnya, untuk mempertimbangkan bergabung dengan aliansi militer pimpinan AS .
Moskow memperingatkan NATO pada hari Kamis bahwa jika Swedia dan Finlandia bergabung, Rusia akan mengerahkan senjata nuklir dan rudal hipersonik di daerah kantong Rusia di Laut Baltik, di jantung Eropa.
Mengomentari kemunduran militer Rusia, Direktur CIA Williams Burns mengatakan ancaman Rusia yang berpotensi menggunakan senjata nuklir di Ukraina tidak dapat dianggap enteng, tetapi badan tersebut belum melihat banyak bukti praktis yang memperkuat kekhawatiran itu.***