Tentaranya Tak Kunjung Dipulangkan, Presiden Ukraina Kalang Kabut Minta Tahanan Perang Dapat Ditukar

- 1 Juni 2022, 16:45 WIB
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. /Reuters/Valentyn Ogirenko/REUTERS

LINGKAR MADIUN - Keluarga tentara Ukraina yang menyerah di pabrik Azovstal mengaku belum menerima informasi apapun terkait nasib mereka sejak dibawa ke wilayah yang dikuasai Rusia.

Meski demikian, keluarga tentara Ukraina berharap agar Rusia dapat memperlakukan mereka sesuai dengan Konvensi Jenewa dan menurut hukum internasional.

“Di mana mereka, apa yang terjadi pada mereka, bagaimana kondisi mereka, kami tidak tahu,” ungkap Sandra Krotevich, saudara perempuan dari wakil komandan pertama Batalyon Azov Bohdan Krotevich, dalam sebuah pernyataan konferensi pers, sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari laporan Reuters.

Baca Juga: Nasib Tidak Jelas Tentara Ukraina Usai Menyerah di Azovstal, Akankah Berakhir Dihukum Mati?

Dilansir Lingkar Madiun dari laman Zing News pada 1 Juni 2022, Tetyana Horko, saudara perempuan Serhiy Horko, seorang komandan angkatan laut mengaku disuruh diam agar tidak memperburuk keadaan, namun ia menilai bahwa tentara Ukraina sangat membutuhkan bantuan dan mereka harus dipulangkan.

Sementara, Natalia Zarytska, istri seorang tentara dari Batalyon Azov, mengatakan dia telah dihubungi oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC).

“Saya diberitahu bahwa dia direkam meninggalkan pabrik Azovstal. Meski begitu, tidak ada pertanyaan saya - apakah dia hidup, dalam kondisi apa, di mana dia dibawa,” ujar Zarytska sebagaimana dikutip Lingkar Madiun dari laman Zing News.

Baca Juga: Tren Kaum Physical Touch Viral di TikTok, Apa Itu? Simak Manfaatnya Bagi Kesehatan

Sementara itu, pemerintah Ukraina berharap dapat menyelamatkan tentara dari pabrik Azovstal melalui pertukaran tahanan. 

Dia juga meminta sekutu untuk menekan Moskow dalam masalah ini.

“Kami tidak membutuhkan tentara Rusia. Kami hanya membutuhkan tentara kami, Kami siap untuk percakapan, bahkan besok,” ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 23 Mei. 

Baca Juga: Cek Fakta: Eril Dikabarkan Sudah Ditemukan di Sungai Aare, Swiss, Simak Begini Faktanya

Presiden Ukraina mengatakan negara itu melakukan kontak dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Swiss, Israel dan banyak negara, namun prosesnya rumit.

"Pertukaran orang adalah masalah kemanusiaan dan keputusan politik yang bergantung pada dukungan banyak negara," kata Zelensky. 

“Kuncinya adalah menerapkan tekanan politik di semua tingkatan, melalui lingkaran bisnis yang kuat, melalui penutupan bisnis, melalui embargo minyak…” pungkasnya.***

 

 

Editor: Ninda Fatriani Santyra

Sumber: Zing News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah