Presiden Emmanuel Macron Gelagapan, Dikecam Sebagai 'Setan Paris' hingga Boikot Produk Prancis

- 28 Oktober 2020, 22:15 WIB
Emmanuel Macron, Presiden Prancis.
Emmanuel Macron, Presiden Prancis. /Instagram

Hal itu, ditanggapai Asisten pers Erdogan, Fahrettin Altun, dalam cuitannya dia mengatakan : "Kami mengutuk upaya yang paling menjijikkan oleh publikasi ini untuk menyebarkan rasisme budaya dan kebencian."

Suasana makin tegang ketika, Macron dalam pidatonya awal bulan ini, mengumumkan niatnya untuk melawan "separatisme Islam", di mana ia menggambarkan keyakinan tersebut sebagai salah satu "yang berada dalam krisis di seluruh dunia saat ini". Sontak, pernyataannya tersebut memicu keberatan dari beberapa pemimpin dan komentator Muslim.

Dua minggu kemudian, guru bahasa Prancis Samuel Paty dipenggal kepalanya di luar sekolah karena menunjukkan kartun Muhammad di kelasnya. Pembunuhan itu, yang dikatakan dilakukan oleh seorang pemuda Muslim asal Chechnya, telah memicu penggerebekan terhadap beberapa tersangka ekstremis brutal dan kelompok Islam.

Baca Juga: 5 Cara Halal Bisnis Online, Hindari Penipuan

Setalah itu, dua kota di Prancis, Toulouse dan Montpellier, memproyeksikan karikatur Charlie Hebdo termasuk tentang nabi Islam di dinding gedung dewan daerah mereka sebagai tanda pembangkangan dan pembelaan sekularisme, menyusul keputusan kepala wilayah Occitanie, Carole Delga. Dan Emmanuel Macron mengatakan pada sebuah acara di Paris bahwa negaranya “tidak akan menyerah pada kartun”.

Protes terbaru terjadi di ibu kota Bangladesh pada hari Selasa, di mana polisi memperkirakan sekitar 40.000 orang terlibat dalam demonstrasi yang diselenggarakan oleh partai Islam terbesar di negara itu.

Baca Juga: Menstruasi 2 Kali dalam Sebulan, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Ahmad Abdul Quaiyum, seorang pemimpin partai yang berbicara kepada orang banyak dan menyebut Macron seorang pemuja setan, mengatakan kepada The Guardian bahwa dia terprovokasi oleh kartun Nabi Muhammad yang disiarkan ke tembok beberapa kota Prancis minggu lalu sebagai isyarat pembangkangan setelah kematian Samuel Paty.

“Dilarang menggambar Muhammad,” kata Quaiyum. “Dan apa yang mereka lakukan? Tidak hanya menggambarnya, tetapi juga menggambarkannya dengan cara yang memalukan dan Macron memproyeksikannya pada gedung bertingkat dengan perlindungan polisi. Itu sangat menghina, menyakitkan dan tidak bisa diterima. "

Iran pada Selasa memanggil diplomat tertinggi Prancis di negara itu untuk memprotes "sikap anti-Islam" Macron di tengah kemarahan yang meluas - tercermin dan dipicu oleh halaman depan surat kabar yang menggambarkan pemimpin Prancis itu sebagai setan dan teroris.

Halaman:

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x