LINGKAR MADIUN – Seorang pendeta yang hendak menutup gereja ditembak pria bersenjata di Kota Lyon, Prancis, pada Sabtu, 31 Oktober, sore. Polisi sedang melakukan pengejaran terhadap pelaku.
Wartawan di tempat kejadian mengatakan mereka melihat seorang pria terluka ditarik dari gedung gereja.
Sementara Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa polisi dan layanan darurat berada di tempat kejadian dan menyarankan pejalan kaki untuk menghindari daerah tersebut.
Baca Juga: Bencana Minggu Ini, Topan Menghantam Vietnam, Gempa dan Tsunami Guncang Turki-Yunani
Baca Juga: Keluarga Pelaku Penikaman di Prancis Minta Keadilan: Kami Muslim Melawan Terorisme, Kami Miskin
Polisi setempat mengatakan pelaku penembakan sedang dalam pelarian, kata polisi.
Dia adalah pria tipe Mediterania dengan tinggi 1,90 meter, mengenakan jas hujan hitam panjang dan topi hitam. Sepertinya dia menyembunyikan senapa di bawah mantelnya ”kata Ludovic Cassier dari persatuan polisi Unité SGP Police dikutip dari The Guardian.
Baca Juga: Inilah Pesan Terakhir Korban Penusukan di Gereja Prancis
Media lokal melaporkan pendeta tersebut seorang warga negara Yunani berusia 40. Ia mengalami luka serius dalam serangan itu. Saksi mata mengatakan mendengar dua tembakan, dan diikuti oleh jeritan kesakitan
Korban dalam keadaan sadar ketika dia dibawa dari gereja Ortodoks Yunani di rue du Père Chevrier ke ambulan..
Baca Juga: Link Live Streaming dan Prediksi Pemain Inter Milan vs Parma: Inter Siap Bangkit Di RCTI, Gratis!
Menteri dalam negeri, Gerald Darmanin, mencuit melalui akun Twitternya bahwa dia sedang dalam perjalanan ke Lyon.
Prancis telah meningkatkan keamanan di seluruh negeri setelah dua serangan sebelumnya, di gereja Kota Nice, dan seorang guru yang dipenggal karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad pada muridnya.
Baca Juga: Sesaat Lagi... Berikut 5 Fakta Laga Burnley vs Chelsea, Ini Link Live Streaming Hanya Disini Mola TV
"Kami sedang berperang melawan musuh yang ada di dalam dan di luar," kata Darmanin.
Presiden Emmanuel Macron mengumumkan pada hari Kamis bahwa peringatan ancaman keamanan negara telah dinaikkan ke level tertinggi.
Baca Juga: Berikut Isi Keterangan Pers Presiden Jokowi Menyikapi Presiden Prancis Macron 31 Oktober 2020
Sebanyak 4.000 tentara dikerahkan di seluruh negeri sebagai bagian dari Operasi Sentinelle, kata Macron, sehingga jumlah total pasukan yang dimobilisasi menjadi 7.000.
Keamanan juga ditingkatkan di gereja-gereja dan situs keagamaan lainnya sebelum Hari Kudus, pada Minggu, 1 November 2020.
Baca Juga: Keluarga Pelaku Penikaman di Prancis Minta Keadilan: Kami Muslim Melawan Terorisme, Kami Miskin
Sebanyak 3.500 polisi juga akan diterjunkan untuk melindungi sekolah ketika mereka masuk setelah libur paruh semester pada hari Senin, dan 120 polisi tambahan telah dikirim ke Nice.***