Sri Mulyani Cerita Indonesia Utang 15 Triliun Rupiah dari Australia, Untuk Apa?

13 November 2020, 10:32 WIB
Sri Mulyani Lakukan Alokasi Ulang Dana Realisasi Program PEN /

Lingkar Madiun – Sri Mulyani, Menteri Keuangangan Republik Indonesia, mengatakan pada hari Kamis, 12 November 2020, bahwa Indonesia baru saja menandatangani kesepakatan pinjaman dengan pemerintah Australia senilai 1,5 miliar Dollar Australia atau setara dengan 15,45 triliun rupiah (kurs Rp10.300).

Pengumuman tentang pinjaman ini dilaksanakan oleh Sri Mulyani dan Josh Frydenberg, Bendahara Persemakmuran Australia. Pelunasan utang ini akan dibayarkan selama 15 tahun.

Rencananya, uang pinjaman sebesar 15,45 triliun (kurs Rp10.300) itu akan digunakan untuk membantu memerangi pandemi virus corona di Indonesia.

Baca Juga: Pemerintah Bentuk Direktorat Khusus Halal, Indonesia Siap Pimpin Ekonomi Syariah Global

Baca Juga: UI Garap Termometer Otomatis Screening Virus Corona

“Semua orang, semua lapisan masyarakat, dirugikan oleh (wabah) COVID-19 ini dan peran kebijakan fiskal bersama dengan instrumen lain, seperti kebijakan moneter, menjadi sangat kritis selama masa sulit ini,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers yang dikutip dari Reuters oleh Lingkar Madiun pada hari Jumat, 13 November 2020.

Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa dia sangat menghargai dukungan dari negara lain untuk Indonesia.

Sri Mulyani juga menambahkan, "Fiskal RI yang sedang di bawah tekanan memperlebar defisit, kami sangat mengapresiasi semua dukungan dari seluruh pihak. Kami mendiversifikasikan pembiayaan dan dengan dukungan Australia memberikan utang sebesar AU$1,5 miliar, ini merupakan dukungan yang sangat kami apresiasi."

Baca Juga: Bikin Haru, Menkes Terawan Serahkan Santunan Untuk Keluarga Nakes yang Gugur karena COVID-19

Dengan utang tesebut, diharapkan pemerintah bisa terus membantu masyarakat yang terdampak COVID-19. Masyarakat yang saat ini mendapatkan imbas dari wabah COVID-19 ini termasuk korporasi dan pelaku UMKM.

"Sehingga kami tidak hanya mampu menghadapi COVID-19, membantu komunitas bisnis dan UMKM, tapi yang paling penting untuk menjaga keamanan dan keberlangsungan fiskal kami," ujar Sri Mulyani.

Selain itu, Sri Mulyani juga menggaris bawahi pentingnya hubungan kenegaraan dalam kawasan yang sama seperti Indonesia dan Australia. Hubungan negara tetangga ini berfungsi untuk saling membantu satu sama lain, terlebih di saat genting dan penuh ketidakpastian seperti sekarang.

Baca Juga: Ternyata, Telantarkan Hewan Peliharaan Bisa Kena Hukuman Pidana

"Kemitraan seperti ini tidak hanya menekankan hubungan Australia dan Indonesia yang sangat kuat, tapi juga pemahaman sebagai negara tetangga memiliki efek domino dalam pemulihan," ucapnya.

Menurut Sri Mulyani, tak ada negara yang dapat pulih secara ekonomi dan bangkit dari wabah sendirian. Diperlukan kerjasama karena pemulihan ekonomi di suatu negara akan memberikan efek domino terhadap negara lain dalam satu kawasan yang sama.

Menurut Satuan Tugas COVID-19, Indonesia telah mencatat jumlah infeksi dan kematian karena COVID-19 yang tertinggi di Asia Tenggara, dengan 448.118 kasus dan 14.836 kematian per 11 November 2020.***

Editor: Rendi Mahendra

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler