LINGKAR MADIUN – Di masa pandemi ini banyak orang yang menjaga kesehatannya, meningkatkan imunitasnya, makan yang bergizi, olahraga, berjemur dibawah sinar matahari, serta tidak lupa istirahat yang cukup.
Begitu dirasa kondisi tubuh sedikit menurun, dan suhu tubuhnya sedikit naik maka akan tekan dengan minum vitamin, dan makan yang lebih banyak, serta menambah porsi istirahat.
Di sisi lain, sakit yang khususnya terdiagnosa positif Covid-19 adalah hal yang paling ditakuti saat ini. orang yang positif Covid-19 harus duduk di kursi pesakitan secara medis bahkan secara sosial.
Baca Juga: 3 Tingkatan Ilmu Menurut Ulama, Anda Berada di Tingkatan Mana?
Stigma-stigma tersebut sering menganggap orang yang sedang terkena virus Covid-19 dianggap buruk, walaupun tidak sedikit juga pihak yang memberikan dukungan
Menjaga kesehatan dan melindungi diri dari paparan virus Covid-19 merupakan hal yang sangat baik dan terpuji. Namun apakah kita berhenti di titik ini saja? Apakah hanya sebatas sakit atau positif Covid 19 adalah satu-satunya parameter keburukan?
Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Seluruh perkara yang dialaminya merupakan hal baik dan terbaik untuknya. Dan ini tidak pernah terjadi kecuali kepada seorang mukmin. Jika ia diberikan kelapangan, diantaranya kesehatan lalu ia bersyukur maka itu baik dan terbaik untuknya. Dan jika mereka ditimpa kesulitan, contohnya sakit, lalu ia bersabar maka itu baik dan terbaik untuknya.” Hadits Riwayat Imam Muslim.
Baca Juga: Menyambut Tahun Baru Hijriah 1443, Begini Doa Akhir dan Awal Tahun Beserta Artinya
Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW menunjukkan kekaguman dan rasa takjubnya kepada orang yang apabila diberikan kesehatan ia bersyukur, namun apabila ditimpa sakit ia bersabar.
Ternyata orang yang berhasil bukanlah sebatas orang yang pintar menjaga kesehatannya, atau orang yang terburuk bukanlah seseorang yang sedang sakit, khususnya pada pandemi Covid-19 ini.
Orang yang berhasil dan dikagumi oleh Rasulullah di masa pandemi Covid-19 ini adalah orang yang beriman. Orang tersebut adalah orang yang meyakini kalau ini semua adalah takdir Allas SWT dan hal yang saat ini terjadi adalah pertunjukkan kekuasaan Allah SWT.
Baca Juga: Mengatur Keinginan dengan Tajrid, Asbab, Syahwat dan Himmah, Ketahui Maknanya
Sehingga ketika seseorang tersebut sedang sehat maka ia bersyukur kepada Allah karena telah menjaga dan melindungi dirinya. Hal itu terjadi karena ia beriman bahwa kesehatannya merupakan anugerah dari Allah SWT.
Saat ia sakit, maka ia yakin ini merupakan ujian dari Allah SWT. Hal ini juga sekaligus merupakan ujian keimanan dan pelebur dosa-dosanya. Jika sudah seperti itu, maka ia terima dan menjalaninya dengan sabar. Tidak ada rasa putus asa di dalamnya.***