LINGKAR MADIUN - Sebagai umat muslim, kita semua pasti mengenal siapa Imam Bukhari rahimahullah.
Perawi hadits asal kota Bukhara tersebut memang masyhur di kalangan umat Islam karena jasa-jasanya yang luar biasa.
Imam Bukhari adalah perawi yang telah meriwayatkan lebih dari 600 ribu hadits bersanad shahih (dapat dipertanggungjawabkan sanadnya).
Tapi, tahukah Anda jika ternyata Imam Bukhari sempat mengalami kebutaan pada masa mudanya?
Dilansir lingkarmadiun.pikiran-rakyat.com dari Life in Saudi Arabia, dijelaskan bahwa Imam Bukhari saat memulai keinginannya mengumpulkan hadits harus mengalami kebutaan.
Secara tiba-tiba, pada suatu waktu Imam Bukhari kehilangan kemampuan melihatnya.
Ia kemudian pergi ke semua tabib dan mencoba semua pengobatan, namun tidak ada satu pun yang berhasil menyembuhkan Imam Bukhari.
Imam Bukhari dengan ketabahan dan kelapangan hatinya, tiada henti-hentinya tetap berpikir positif kepada Allah Azza wa Jalla.
Ibunda Imam Bukhari juga terus-menerus memanjatkan doa agar penglihatan anaknya kembali.
Baca Juga: Kebijakan Penghapusan Pekerjaan Rumah bagi Siswa di China Dikritik oleh Pakar Pendidikan
Doa yang dipanjatkan oleh Ibu Imam Bukhari senantiasa dipanjatkan siang dan malam.
Kemudian, sang ibu bermimpi bertemu dengan Nabi Ibrahim Alaihi Salam.
Dalam mimpi itu, Nabi Ibrahim mengatakan kepadanya, bahwa Allah Ta’ala mencintai apa yang dilakukannya dalam mendoakan anaknya untuk segera sembuh.
Tak lama berselang, saat Imam Bukhari bangun pada pagi hari, tiba-tiba dirinya bisa melihat kembali dengan jelas.
Seluruh penglihatannya dikembalikan oleh Allah Ta’ala, dan Imam Bukhari langsung bersyukur serta mengucapkan "Subhanallah" terus-menerus tanpa henti.
Dari kisah Imam Bukhari ini, para ulama berpendapat bahwasanya penting bagi kita untuk tetap berpikir positif tentang apa yang terjadi pada diri kita.
Kita memang harus berpikir positif kepada Allah Ta’ala meskipun kita mengalami penderitaan yang berat.
Di lain sisi, kita juga harus penuh dengan keyakinan berdoa kepada Allah Ta’ala serta yakin bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya.
Para ulama mewanti-wanti, bahwa pengobatan tidak datang dari manusia, tetapi datang dari Allah Ta’ala semata. ***